25

228 19 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Raena memakai sepatu nya secara terburu-buru.

Karena tadi malam ia tak makan, pada akhirnya jam 2 pagi ia bangun untuk makan karena kelaparan, dan baru bisa tidur jam 4 pagi.

Hal itu membuat nya harus bangun jam 6 pagi, benar-benar terlambat.

Bahkan kali ini ia memakai seragam terlebih dahulu lalu ingin beranjak ke dapur memasak sekiranya makanan yang gampang dan cepat untuk ia masak.

"Gini nih kalok udah nikah riweh nya minta ampun!" Kesal Raena lalu mengunci pintu kamarnya.

Namun saat menuruni tangga ia sudah berjumpa salah satu pembantu yang bekerja di rumah itu.

"Pagi mbak," sapa pembantu itu lalu menunduk pelan.

"Pagi Bi," balas Raena sopan lalu tersenyum.

Bisa Raena dengar dari arah garasi mobil-mobil pun juga sudah ada yang memanaskan.

Hingga anak tangga terakhir, Raena sudah mencium aroma masakan yang menggiurkan. Siapa yang memasak?

Ia langsung melangkah menuju dapur, disana sudah ada eksistensi Darren yang sedang makan dengan hikmat.

Banyak jenis makanan sudah tersaji di atas meja, dengan para pembantu lain yang masih sibuk kesana-kemari.

Darren sudah sadar Raena datang dan berdiri mematung, namun ia memilih tak memperdulikan nya.

"Ikut gue!" Titah Raena lalu pergi ke halaman belakang.

Darren melirik Raena yang melangkah pergi.

Ia meletakkan sendok nya lalu meneguk segelas air, dan menarik nafas panjang, namun tak urung ia bangkit lalu mengikuti langkah Raena.

"Kapan mereka dateng?" Tanya Raena langsung saat Darren sudah ada di depannya.

"Tadi malem," jawab Darren singkat dengan arah pandang ke samping enggan melihat wajah Raena.

"Lo gila ya? Kalau pun lo mau mereka balik ya nggak harus malem-malem datang nya," ujar Raena.

"Nggak usah basa-basi, to the point gue lagi males berantem," balas Darren menatap Raena dengan tatapan tajam.

"Lagian ini kemauan lo kan? Sekarang lo makan gih, semuanya udah beres, lo nggak harus capek-capek lagi, you can be like a princess kayak semula," lanjut Darren.

"Serius gue nggak habis pikir," ujar Raena memegang dahinya menahan amarah.

"Iya gue emang capek, tapi maksud gue bukan kayak gini, yang jadi masalah itu lo, pulang suka-suka hati lo, bawa temen semua nya di hancurin tapi lo biarin gitu aja, istri disini capek sama tugas-tugas, dan harus beresin semua sendiri, dan lo malah jalan sama cewek mesrah-mesra an, siapa yang terima coba? Ha? Gue tanya?" Sambung Raena, namun kali ini ia masih bisa mengontrol ucapannya.

𝐂𝐀𝐂𝐓𝐔𝐒 𝐂𝐎𝐔𝐏𝐋𝐄 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang