42

148 14 0
                                    

Raena turun dari lantai atas dengan terburu-buru, ia bahkan berlari ke pintu utama lalu dengan segera memakai sepatu nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raena turun dari lantai atas dengan terburu-buru, ia bahkan berlari ke pintu utama lalu dengan segera memakai sepatu nya.

Ia kalang kabut, ini sudah pukul 6:56 artinya ia sudah terlambat semenit padahal ia masih di rumah.

Raena berjalan keluar pagar, hendak mencari taxi, supir nya entah kemana, dan jika harus mencari ojol akan memakan waktu lama, lebih baik ia memberhentikan salah satu taxi yang tidak jarang berlewatan.

Namun langkah nya terhenti melihat sosok yang sangat dikenalnya berdiri disamping motor kebanggaan laki-laki itu.

Darren berdiri menatap Raena lalu melambai kan tangannya pelan.

"Pagi," ucap Darren.

Tanpa membalas Raena tetap melanjutkan langkahnya.

Dengan sigap pula Darren menahan tangan Raena.

"Bareng gue," ajak Darren.

"Nggak! Lepasin!" tolak Raena, melepas tangan Darren dengan kasar.

"Dih? Gue udah nunggu lama disini buset," ujar Darren tak terima.

"Ada yang nyuruh?" tanya Raena menatap sinis Darren.

"Santai dong mbak, dari semalem emosian mulu, udah bareng gue aja, jarang-jarang loh ada pangeran ngajak lo ke sekolah bareng," ujar Darren masih berusaha membujuk Raena.

"Nggak perlu! Gue bisa nelfon Revan, makasih tawaran nya," tolak Raena lalu melangkah pergi.

"Nggak mungkin lah, ini telat hampir 7 menit loh, kesana aja 15 menit, yakali lo nunggu Revan lagi, pasti tu orang juga udah di sekolah, udah sama gue aja," tawar Darren lagi dan lagi. Kalau bukan karena ia tak mau merasa bersalah dengan Raena dan harus tetap menjaga gadis itu, mana mau ia mengemis seperti ini, ini semua hanya karena ia tak ingin melanggar janji nya dengan Al, itu saja.

Raena menimang-nimang tawaran Darren, akal pikiran nya pun tau kalau pilihan pergi bersama Darren adalah yang terbaik saat ini.

Tak mau semakin terlambat akhirnya Raena membalikkan badannya, mendekati motor Darren.

"Kalau ada yang liat gimana?" tiba-tiba Raena bertanya lagi sebelum menaiki motor Darren.

"Tenang, lo gue turunin di Best Land entar lo jalan dikit lagi," jawab Darren.

Raena akhirnya mengangguk lalu bertumpu pada bahu kiri Darren. Darren menutup mata nya menahan perih.

"Jangan sebelah situ Na, yang ini aja," ujar Darren menunjuk bahu kanan nya.

"Aelah ribet!" ujar Raena akhirnya memilih tak bertumpu kepada bahu Darren.

"Pegangan," peringat Darren.

"Diem! langsung jalan aja, udah telat juga," balas Raena malah bersedekap dada.

"Siap, salah," balas Darren akhirnya menjalankan motor hitam besar itu.

𝐂𝐀𝐂𝐓𝐔𝐒 𝐂𝐎𝐔𝐏𝐋𝐄 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang