9

299 31 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Darren menutup mobil dengan warna hitam itu, lalu melangkah kebawah, sekarang ia sedang berada di pantai, kata orang tempat favorit Mama nya.

Sepatu putih miliknya langsung disapa pasir pantai yang ia injak.
Tanpa beralaskan apapun ia langsung  duduk di bentangan luas pasir pantai itu.

Seperti biasa, suasana sepi dan sunyi, angin sepoi-sepoi menerpa wajah dan rambut nya yang tidak tertata rapi, deburan ombak menjadi suara yang merdu menemani kesendirian nya di sore ini.

Semburat warna merah, jingga, dan kuning menghiasi langit, dipadu dengan bentangan luas lautan yang berwarna biru, begitu tenang.

Darren memandang piagam penghargaan ditangannya lalu tersenyum miring, ia memandang lurus kedepan, pikirannya berkelana jauh, entah apa gunanya ia mendapat kan semua ini jika keberadaan nya pun adalah suatu kesalahan.

Burung-burung bangau dengan formasi segitiga lewat terus melintasi langit yang kian meredup.

Lama terdiam, tak terasa matanya memanas, dengan cepat ia mengusapnya, takkan ia biarkan air mata sialan itu jatuh membasahi pipinya.

Namun, secepat apa dia mengusap air matanya, secepat itu juga air matanya malah berlomba-lomba untuk keluar mengalir membasahi pipinya, hingga akhirnya Darren menyerah, ia biarkan cairan bening itu jatuh menyentuh pasir yang dibawahnya.

Mau sekuat apa kau menolak, jika tubuhmu memang sudah lelah, apa yang bisa kau perbuat?

Darren menekuk satu lututnya, kedua tangannya mencengkram rambutnya kebelakang dan menahannya disana, bahu nya bergetar sekuat tenaga menahan isak tangisnya.

Lalu ia memandang keatas panorama yang indah, ia berharap ada Mama nya yang memandangnya dari sana.

"Mah? Darren rindu, really," ujar Darren disela isak tangisnya. Lagi lagi ia merindu, rindu dengan perempuan yang tak pernah ia lihat secara nyata.

"Mungkin Mama udah bosen dengernya tapi please, Darren mohon, tolong datang ke mimpi Darren, sekali aja, tolong kasih Darren semangat Darren butuh semangat dari Mama," monolog lelaki itu dengan menengadah keatas.

"Atau nggak, ajak Darren Mah! Darren nggak bisa sendiri disini," ujar Darren dengan suara tertahan.

Kembali kesini memang akan membuka luka lamanya.

Seusai tangisnya mereda, Darren bangkit dari tempat nya, setidaknya perasaan nya sedikit lega, ia melihat langit yang semakin gelap seolah menyuruh untuk segera pulang.

Ia melangkah mendekati mobil hitam miliknya, saat ingin membuka pintu mobil itu, ia terlebih dahulu menghela nafas dalam dan menghembuskan nya perlahan, ia akan kembali seperti semula, seolah tak ada apapun yang terjadi, kembali dengan topeng yang selalu ia perlihatkan kepada orang-orang yang di luaran sana.

𝐂𝐀𝐂𝐓𝐔𝐒 𝐂𝐎𝐔𝐏𝐋𝐄 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang