Tak ada yang spesial di hari pertama kedunya menjadi pasangan suami-istri baik Ara maupun Shani menolak mentah mentah tawaran Kinal dan Bobby untuk mengambil cuti dan berlibur berdua kemanapun mereka mau, pulang dari hotel Ara diminta membawa Shani untuk tinggal di mansion megahnya atas permintaan Kinal dan Bobby entah apa rencana yang sedang mereka susun, padahal Ara sudah mempunyai rumah sendiri tetapi kedua orang tua itu tidak mengizinkannya
Barang barang Shani bahkan sudah tersusun rapi di kamar Ara dari kemarin hal pertama kali yang Shani rasakan adalah seharusnya dirinya tinggal di mansion ini dengan Gracio yang membawanya bukan Ara, hubungan keduanya terkesan sangat dingin dan hal ini yang mereka berdua tutupi dari kedua orang tua mereka dan juga teman temannya
Dan hari ini mereka memilih kembali masuk ke kantor dengan alasan yang hampir sama ada proyek yang tidak bisa ditinggalkan Veranda dan Shanju tau ini hanya akal akalan mereka saja keduanya merasa kasihan sekaligus gemas di waktu yang bersamaan pada Ara dan Shani yang terus saling melengkapi untuk berbohong pada Kinal dan Bobby
Shani menatap Ara yang tidur di sofa lipat yang ia gelar di depan TV Shani sudah siap dengan pakaian kantornya ia kebingungan sekarang apakah ia harus membangunkan Ara atau tidak tetapi jam sudah menunjukan pukul setengah 8 pagi dan tidak ada tanda tanda Ara untuk bangun Shani melihat PS nya yang masih terpasang sudah dipastikan Ara main hingga larut malam, dengan berat hati kakinya melangkah ke arah Ara dan sedikit berjongkok di depannya
"Ara bangun!" Shani sedikit mengguncang tubuh Ara membuat Ara sedikit menggeliat dalam tidurnya
"Bentar mah lima menit lagi!" Ujarnya dengan mata yang masih tertutup Shani menghela nafas menggaruk alisnya
"Ara bangun, ara!" Tak ada respon sama sekali Shani menarik nafasnya dalam dalam
"ARASH!"
Ara langsung terperanjat duduk memegangi dadanya sendiri menatap Shani kaget nafasnya sedikit tersenggal, sementara di depannya Shani menatapnya tanpa ekspresi apapun
"Udah jam setengah delapan, aku duluan ke bawah!" Ucap Shani lalu pergi meninggalkan Ara yang masih mengumpulkan semua nyawanya
"Hai, good morning shan!" Sapa Veranda yang terlihat seperti sudah melakukan olahraga pagi dilihat dari baju yang ia pakai pantas saja badan Veranda terlihat masih sangat bagus padahal umurnya sudah berkepala empat
"Good morning mah" sapa Shani dengan senyuman tipisnya lalu duduk di depan Veranda
"Kalo kamu libur nanti olahraga sama mamah" Shani mengangguk semangat ia juga mencintai dunia olahraga
"Boleh mah, shani juga suka olahraga, pilates, terus banyak tapi ga serajin itu" ujarnya lalu terkekeh pelan
Veranda ikut tertawa kecil pesona Shani memang sangat luar biasa tawa tipisnya saja terdengar sangat manis Veranda mengerti kenapa nama Shani begitu mencuat sebagai CEO muda pemimpin Nasutio Group
"Good morning!" Sapa Kinal dengan pakaian yang sudah rapih sepertinya dirinya harus kembali ke kantor karena jika tidak Ara akan pusing setengah mati jika diberi dua proyek besar sekaligus yang saat ini tengah berjalan berbarengan di kedua perusahaannya
"Kemana anak itu dia pasti main ps lagi kan?" Tanya Kinal yang bermaksud pada Ara Shani tak berani menjawab meskipun dugaan kinal benar adanya
"Araa kamu main PS lagi?!" Tanyanya tanpa menoleh pada Ara yang baru saja turun dari tangga, Veranda menggeleng kecil kebiasaan buruk Ara yang sangat sulit di ubah
"Engga!" Jawabnya cepat lalu mendudukkan dirinya tepat di samping Shani
"Bener begitu shani?" Lempar Kinal