"aku udah ceritain semuanya sama papah tentang kita, aku pikir setidaknya dia bakal mukul muka aku ternyata papah cuma bilang dia dan para orang tua sepakat gaakan ikut campur lagi tentang urusan anak anaknya mereka akan support selama itu tentang kebahagiaan kita" Gracio terkekeh di akhir kalimatnya ia pikir hidupnya akan sulit setelah kejujuran pada keluarganya tapi ternyata semuanya tampak mudah
"Lagian kita udah dewasa emang seharusnya kita ambil keputusan hidup kita sendiri iya kan?" Raut wajah Gracio berubah ketika melihat Shani yang ternyata tengah melamun menatap jalanan
"Shan!" Panggilnya mengguncang bahu Shani benar saja dia sedikit terlonjak kaget saat menoleh pada Gracio
"Kamu denger aku kan dari tadi? We'r gonna married relly soon, you not happy?!" Shani menggeleng tersenyum kecil
"No, of course i'm happy!" Gracio menghembuskan nafas lega
"Kita ga perlu sembunyi-sembunyi di depan orang tua aku maupun kamu, papah yang yakinin aku kalo kita ke rumah kamu hari ini" Shani menghela nafasnya sejujurnya pikirannya masih dihantui rasa penasaran untuk apa Chika menghubungi Ara tadi dan apakah Ara menghubunginya balik atau tidak
"But ada satu hal yang harus kita bicarain" Shani menoleh sebentar pada Gracio
"Apa itu?" Tanyanya memiringkan wajahnya menatap Gracio
"Kalo aku ga cerain anin gapapa kan, tapi i promise demi apapun kamu akan selalu jadi yang pertama itu cuma formalitas buat anak yang ada di dalem perut anin!" Gracio sedikit hati hati mengatakannya dan benar saja respon Shani sangat diluar dugaan ia menyandarkan tubuhnya dan menatap Gracio kecewa
"I'ts not funny gre dua perempuan untuk selamanya itu ga bisa dalam prinsip aku, aku ga mau apapun alasannya kalo kamu pilih aku ya aku kalo kamu mau sama anin yaudah, sampai kapanpun aku ga setuju sama poligami!" Gracio menghela nafas berat ia mencoba membawa tangan Shani untuk ia genggam
"Shan dengerin dulu mungkin hal yang sangat mudah untuk menceraikan anin tapi om vinnie ga akan pernah biarin hidup kita tenang kamu tau kan siapa dia? Shan please hubungan aku sama anin cuma formalitas!" Mohon Gracio
Shani memijat keningnya sendiri terputar kembali dalam ingatannya kala Ara memberitahunya bahwa ia langsung memutuskan Chika ketika Kinal memintanya untuk menikahi Shani
"Tapi kamu cuma nyakitin dia nantinya gre kamu ga mikir apa perasaan anin dan anak kamu nanti, gimana cara kamu jelasin sama dia kenapa ayahnya punya dua istri dan aku juga gamungkin terus sendiri suatu saat aku juga ingin punya keturunan!"
"Ya jelas aku akan lebih sayang sama anak kita nanti!" Shani langsung tertawa sarkas ia sudah menebaknya bahwa Gracio akan menjawab seperti ini
"Dan kamu ga akan anggap dia begitu? Jahat kamu gre!" Gracio langsung terdiam mengatupkan kedua bibirnya
Untuk kedua kalinya Shani merasakan kecewa teramat dalam atas sikap Gracio bagaimana dia bisa menyepelekan perasaan orang lain hanya demi keinginannya sendiri ini hanya menambah keraguan Shani untuk Gracio membuat pikiran dan hatinya kembali berperang hebat
"Oke sorry sayang kalo itu mau kamu aku akan ceraikan anin tapi setelah dia melahirkan dan aku akan tetap tanggung jawab sebagaimana seorang ayah!" Ujar Gracio dengan suara deep-nya mencoba kembali menarik Shani yang memalingkan wajahnya ke arah jendela
"Pegang ucapan itu buat diri kamu sendiri" Gracio mengangguk mengerti mengusap tangan Shani yang berada dalam genggamannya kemudian mengecupnya singkat
"Sure, i'm promises!"
"Sekarang mana senyumnya?" Gracio menatap Shani dalam ia ikut tersenyum kala Shani menarik kedua ujung bibirnya
"Tadi kita udah ke cofeshop kesukaan kamu tadi juga kita udah seru seruan main go-kart sekarang kemana kita, mall?" Tanya Gracio berusaha mengalihkan pembicaraan karena tak ingin suasana berubah menjadi tidak nyaman, Shani terdiam sebentar kemudian mengangguk