Shella menatap benda pipih didepannya ia menghela nafas berat kemudian berjalan ke arah sisi Chelsea dan memeluknya erat, Chelsea nampak frustasi apalagi keluarganya yang murka dan mendesak Chelsea membawa ayah dari bayi yang sedang ia kandung
"Lo jujur sama gue chel, siapa ayahnya?!" Chelsea menghentikan isak tangisnya lalu menoleh pada Shella
"Jack, tapi dia gabisa gue hubungin sama sekali" Shella berdecak kesal
"Terus kenapa lo ngaku-ngaku gracio ayah dari bayi ini!" Chelsea menangkup wajahnya
"Karena gue gatau lagi harus kemana shell, please bantu gue!" Cheslea membawa tangan Shella lalu berlutut di kakinya, Shella melipat kedua tangannya berpikir sejenak haruskah ia membantu Chelsea mendapatkan pengakuan dari Gracio, karena sejujurnya ia ingin memisahkan Ara dan Shani bukan Gracio dan Anin
"Sekarang berdiri dan ikut gue!"
Shella menarik tangan Chelsea keluar menuju parkiran bassement kantornya ia langsung menancap gas meninggalkan area kantor tujuannya adalah Ara, Shella akan menemui Ara sekarang mungkin ini akan sedikit membantu Chelsea
"Jadi lo mau honeymoon kemana?" Oniel meletakan cangkir kopi di depan Ara lalu mendudukan dirinya tepat di depan kursi meja Ara
"Ke bali tapi gue juga gatau sih berangkat kapan" Ara meneguk ice coffe yang dibawakan Oniel
"Oke nanti gue atur jadwal lo biar lo bisa lama-lama liburan sama ka shani" Ara mengangguk Oniel memang bisa diandalkan, Ara melirik wajah Oniel yang sedikit suram lalu sedikit berdeham
"Kenapa muka lo di tekuk gitu?" Tanya Ara membuat helaan nafas lolos dari mulut Oniel
Cklek!
Pintu terbuka mengalihkan atensi mereka Mira masuk dengan map di tangannya yang langsung ia serahkan kepada Ara, Mira menatap Keduanya bergantian lalu duduk di samping Oniel
"Gila ngopi ga ngajak ngajak!" Sewotnya membawa gelas Oniel lalu meneguknya
"Ini jam kerja ya anjir!" Sambar Oniel mendelik pada Mira karena kopinya hampir saja diteguk seluruhnya
"Btw muka lo kenapa ko tambah jelek?" Gurau Mira sontak Ara terkekeh pelan, tangan Oniel melayang menggeplak punggung Mira
"Gue galau" ujarnya lalu kembali menghela nafas
"Kenapa ka sisca?" Tebak Ara, Oniel mengangguk
Jujur Oniel lelah dengan pemikiran keduanya yang tidak menemukan titik terang satu sisi Oniel ingin segera menjalin hubungan yang lebih serius dengan Sisca ia sudah berkali-kali meyakinkan Sisca bahwa ia akan mensupport penuh karir Sisca, tapi disisi lain Sisca masih mempunyai ketakutan besar pikirannya sudah melayang kepada hal yang tidak-tidak setelah menikah, Sisca takut di tuntut sedangkan Sisca masih ingin mengembangkan karirnya di industri musik
"Ya susah atuh niel kalo ka sisca emang belum siap" Mira menepuk pundak Oniel pantas saja Oniel tidak seceria biasanya rupanya ia sedang berseteru dengan Sisca
"Kayanya dia ga percaya deh sama gue" Ara menggeleng kecil sepertinya Oniel sangat putus asa
"Bukan gitu niel ka sisca bukan ga percaya sama lo tapi dia takut sama tekanan lingkungan keluarga, lo tau sendiri kan orang tua kalo kita udah nikah ya pasti selalu nanyain kapan punya anak dan lain lain" Oniel mengerucutkan bibirnya lalu menghela nafas
"Iya juga, tapi tetep aja gue galau!" Mira dan Ara tertawa kecil mendengarnya
"Kalo lo emang mau cepet nikah yaudah cari yang siap, tapi kalo lo bener-bener mau sama ka sisca tungguin sampe dia siap!" Petuah Mira, Oniel mengangguk mengerti jika egonya masih seperti ini ia tidak yakin akan terus bersama Sisca sepertinya Oniel harus mulai belajar menurunkan egonya sendiri