TL 35

1.4K 208 182
                                    

Hubungan Ara dan Shani kembali ke stelan awal mereka bahkan tak bertegur sapa disaat tak sengaja berpapasan satu sama lain, Ara kembali tinggal di rumahnya sendiri surat cerai yang Fiony ajukan sudah di acc oleh pihak Ara dan Fiony akan mencetak secepatnya sesuai janjinya Fiony akan melaksanakan tugasnya dengan cepat, tapi dibalik itu ada Vinnie tak berhenti memantau situasi yang ternyata tidak berubah tidak sesuai yang ia harapkan padahal surat ancaman yang ia berikan kepada Gracio tidak main-main

"Maaf pak anda tidak boleh masuk!"

"Pak tuan vinnie sedang--"

Brak!

Vinnie terdiam ia mematikan telponnya sepihak kemudian melirik ke adah pintu, Vinnie sedang berada di kantor dinasnya sebagai menteri ia berdeham melihat Gracio yang berdiri dengan kedua tangan yang ia pegang di depan ini diluar dugaan Vinnie, Gracio masih memiliki nyali untuk menemuinya

"Maaf tuan saya sudah melarangnya untuk masuk!" Vinnie mengangguk mengisyaratkan untuk keluar lewat gerakan tangannya

"Duduk gracio!" Gracio menggeleng ia menatap lurus ke arah Vinnie tanpa rasa takut sedikitpun

"Saya gaakan pernah takut dengan ancaman om, saya tidak akan bisa menceraikan anin karena kondisinya tengah mengandung" Gracio menghela nafasnya sejenak sebelum kembali beradu tatap dengan mata tajam Vinnie

"Tapi saya juga akan tetap menikahi shani, pernikahan kami akan digelar sebentar lagi setelah gala dinner perusahaan, dan ini undangan khusus yang saya cetak untuk om!" Gracio meletakan secarik kertas yang terbungkus pita di meja Vinnie, Vinnie membuang wajahnya ke arah kaca ruangannya sedikit menghembuskan nafasnya kasar

"Saya akan merasa sangat terhormat jika om hadir di hari bahagia saya dan shani!" Vinnie tersenyum simpul melihat secarik kertas yang tergeletak di mejanya, meskipun amarahnya pada orang di depannya sudah tak terbendung lagi sekarang

"Saya akan hadir di hari bahagia kamu, dan di hari terakhir kamu!" Vinnie bersandar di mejanya menatap Gracio seraya melipat kedua tangan di dadanya, tatapannya terkesan dingin dan juga mengintimidasi tetapi tekad Gracio juga tak bisa digoyangkan hanya dengan melihat raut wajah Vinnie

"Tapi saya juga gaakan pernah tinggal diam, bukan hanya keluarga saya yang akan kehilangan saya jika saya meninggal, tapi cucu om akan kehilangan sosok ayahnya!" Sontak Vinnie tertawa sarkas mendengar Gracio

"Meskipun sosok ayahnya hilang, tapi dia tidak akan pernah kehilangan sosok kakeknya!" Gracio menelan salivanya susah payah apalagi saat Vinnie terkekeh pelan seraya memutar tubuh menghadap lurus ke arahnya, kaki Gracio nyaris bergetar tetapi ia masih sanggup menahannya

"Kamu salah jika berpikir saya main main, saya sudah peringatkan kamu, saya bahkan peringatkan arash tapi kalian tidak mendengarkan ucapan saya!" Geram Vinnie raut wajahnya berubah ia menekan rahangnya yang mengeras

"Mulai hari ini saya tidak akan pernah membuat kamu tenang bahkan di dalam tidur kamu sekalipun, kamu akan tetap merasa ketakutan gracio!" Bulir keringat dingin mulai mengucur di dahi Gracio ia berusaha mengatur nafasnya sendiri mengendalikan rasa gugup yang menyerang dirinya

"Pergi sebelum saya benar benar akhiri hidup kamu disini!"

Tanpa membalasnya lagi Gracio setengah berlari keluar dari ruangan Vinnie dengan nafas yang memburu buru-buru Gracio berlari ke arah parkiran mobilnya, detik berikutnya Vinnie memukul mejanya keras ia melirik kartu undangan yang Gracio berikan dia benar-benar membangkitkan iblis di dalam tubuh Vinnie, sekalipun Anin meminta ampun untuk kehidupan Gracio ia sudah berjanji tidak akan mengabulkannya terkecuali Gracio membatalkan pernikahannya dengan Shani

"Rapat selesai!"

Semua orang yang hadir di ruangan ini mengangguk membereskan barang-barang mereka lalu berjabat tangan dengan Ara sebelum akhirnya meninggalkan ruangan rapat hingga hanya tersisa Shella disana

TWO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang