TL 30

1.1K 192 134
                                    

Ara sudah bangun sedari tadi tapi ia tidak berniat bergerak sedikitpun dari posisinya meskipun tangannya sudah mati rasa karena semalaman posisi mereka tidak berubah, Ara menatap wajah Shani tidak ada lirikan atau tatapan yang tajam dari kedua kelopak mata yang kini tengah terpejam itu. Ara tersenyum kecil bolehkah dia berharap melihat pemandangan seperti ini di setiap paginya

"Good morning" ujar Ara sedikit serak ketika melihat mata Shani terbuka secara perlahan dan menatap ke arahnya, ucapan Ara hanya dibalas dengan senyuman kecil oleh Shani ia sedikit menggeliat membuat Ara bisa menarik lengannya

"Gimana better?" Tanya Ara, Shani mengangguk

"Jauh lebih baik, makasih ra" Ara hanya tersenyum ia beranjak dari tidurnya dan menyambar kemeja lengan pendek yang sebelumnya ia kenakan

"Aku pesenin kamu sarapan dulu abis itu minum obat lagi" Ara berjalan ke arah ruang tamu dan menghubungi pihak Villa lewat telpon yang disediakan di sana

Shani masih terduduk ia sedang mengumpulkan kesadarannya sendiri tangan Shani terulur menyambar kimono satin yang menggantung didekatnya. Shani berjalan ke ruang tengah dan duduk di atas sofa ia menempelkan tangannya di atas dahi juga area lehernya suhu tubuhnya sudah tidak sepanas semalam Shani juga merasa biasa saja seakan tak pernah demam semalaman aneh dia baru merasakan hal seperti ini

Ting!

Bel pintu berbunyi Ara menyimpan teh hangat di depan Shani terlebih dahulu kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu itu pasti pesanannya yang sudah sampai dan memang dugaannya benar ia memberikan beberapa lembar uang kemudian kembali berbalik membawa nampan itu ke hadapan Shani bubur spesial dengan kari ayam yang terpisah

"Kamu sarapan dulu" Ara menata semuanya di depan Shani membuat ia terdiam tak melepaskan tatapannya dari Ara

"Mau aku suapin?" Ara mendongkak menatap Shani yang sedikit mengerjap mengedipkan matanya cepat

"Gapapa aku makan sendiri, kamu juga harus sarapan" Ara mengangguk ia beranjak dari sana membiarkan Shani menikmati buburnya

Ara beralih membuat kopi racikannya sendiri sarapan kali ini ia membuat dada ayam panggang, Ara tidak diet ia hanya tak punya ide lain lagipula Ara masak sebisanya ia tidak yakin rasanya akan enak karena Ara tidak pandai memasak yang penting ia bisa memakannya

"Shani!" Bukan hanya Shani Ara pun menoleh terperanjat karena pintu yang sedikit dibanting, Ara mendengus melihat Gracio yang seenaknya menyelonong masuk tanpa mengetuk pintu atau membunyikan bel terlebih dahulu

"Biarin shani sarapan dulu!"

"Lo gausah ikut campur!" Sambar Gracio menunjuk Ara

"Ck!" Decak Ara kesal ia menyimpan piring di tangannya dengan sedikit membantingnya menimbulkan bunyi yang nyaring

"Ada masalah gue kesini?!" Gracio menatap Ara maju satu langkah ke arahnya

"Lo bisa kan dateng baik baik?!" Ara menumpu lengannya di atas meja menatap Gracio begitupun sebaliknya membuat Shani seketika menyudahi sarapannya

"Ada apa gre?" Shani berusaha menahan Gracio agar tak semakin maju menghampiri Ara

"Ohh lo mau ajarin gue sopan santun?!" Gracio menyingkirkan tangan Shani yang menahannya, tangannya mengepal erat menatap Ara nyalang

"Ini bukan rumah lo, harusnya lo bisa hargain orang yang tinggal disini dari kemarin lo datang pergi seenaknya!" Ara ikut bergerak keluar dari area dapur

"Ra udah!" Lerai Shani ia bingung sendiri karena posisinya berada di antara keduanya

"Gre udah gre!" Shani mendorong pelan Gracio hingga dia mundur beberapa langkah

TWO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang