TL 15

1.1K 136 64
                                    

"Nan lo ko ga kasih tau gue kalo shani ada masalah?!" Jinan berdiri dari duduknya berjalan ke arah balkon kamarnya menatap pemandangan komplek rumahnya dari atas yang masih di hiasi pohon pohon tinggi

"Sorry gre gue lupa, tapi lo tenang aja ara udah selesain semuanya" jauh di sana Gracio mengerutkan keningnya

"Ara?" Tanyanya mempertanyakan apa maksud Jinan, mendengar itu Jinan meringis menepuk jidatnya pelan

"Maksud gue ara bantu shani selesain semuanya dia juga yang suruh zean buat jadi kuasa hukum shani!" meskipun tak melihat Gracio mengangguk mengerti mungkin pulang nanti Gracio akan berterimakasih pada Ara karena sudah membantu Shani dan tidak membiarkannya sendirian

"Iya andai gue ada disana nan" terdengar helaan nafas dari Gracio yang berat Jinan ikut merasakan kesedihan Gracio tapi dia juga tidak bisa berbuat banyak

"Gre lo jangan banyak pikiran fokus aja sama kerjaan lo disana sama kesehatan anin juga anak lo" ujar Jinan mencengkram pembatas balkon kamarnya

"Gue pengen pulang nan gue pengen minta maaf sama shani, sama keluarga gue, gue ga tahan nan" lirih Gracio membuat Jinan menghela nafas pelan

"Kalo lo pulang sekarang tanpa menyelesaikan masalah lo sama anin lebih dulu urusannya semakin panjang gre" Gracio sedikit membasahi bibirnya menundukkan kepalanya meratapi nasibnya sendiri

"Tapi gue udah ga tahan lagi nan gue pengen ketemu shani!"

"Tahan diri lo semuanya ada waktunya gre!" Balas Jinan tak kalah tegas Gracio lagi lagi harus menahan agar emosinya tetap stabil rasanya selalu emosional jika membahas hal ini dengan Jinan

"Kendaliin diri lo gre lo harus sabar lo pasti bisa lewatin semuanya satu satu, lo tenang aja  gue selalu awasi shani dari jauh" mendengarnya Gracio sedikit lebih tenang ia menatap langit kota paris dengan mata sedikit berkaca kaca

"Thanks nan, sampein salam gue sama shani dan maaf gue belum bisa kabarin dia"

"Iya gre gue sampein besok"

Setelah panggilan terputus Jinan mengambil nafas dalam dalam sulit ternyata untuk jujur pada sahabatnya sendiri bahwa Shani telah menikah ia seperti menjadi pengkhianat berpura pura menenangkan Gracio padahal sudah ada badai besar di depannya yang kapan saja siap menerjangnya

Jinan membalikan tubuhnya dilihatnya Cindy yang sudah selesai dengan ritualnya di kamar mandi Jinan tersenyum tipis menyelipkan anak rambut Cindy ke belakang telinganya kemudian mengusap pipinya lembut

"Siapa gracio?" Senyuman Jinan meluntur berbarengan dengan anggukan kepalanya

"Iya, aku gatau cin gimana caranya jujur sama gracio tentang situasi sebenernya" Cindy mengusap bahu Jinan ia juga sama merasakan beratnya menyembunyikan tentang Anin pada sahabatnya termasuk Shani

"Kita gaakan pernah bisa secara gamblang kasih tau gracio nan" Jinan mengangguk setuju tapi semakin lama dia menutupi semuanya maka hanya akan semakin menorehkan lebih banyak luka lagi untuk Gracio

"Terus gimana cin? Apa semuanya akan tetap baik baik aja?"

"Biarin waktu yang menjawab nan kalo emang gracio dan shani harus bersama akan selalu ada jalan untuk keduanya sesulit apapun itu!"

Ara sangat fokus membidik bola berikutnya Kinal sedikit tersenyum simpul melihatnya pointnya masih unggul di banding Ara meskipun hanya terpaut tipis keduanya tengah bermain billiar di ruangan bawah letaknya tepat di samping bioskop mini milik keluarga warly biasanya mereka menikmati weekend menonton film bersama disana sewaktu Gracio dan Ara masih duduk di bangku sekolah

TWO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang