Gracio sedikit mengerjap kala alarm ponselnya berdering ia melirik ke arah samping tempat tidurnya ternyata Anin masih terlelap, Dengan gerakan yang pelan ia mulai bangkit menyambar bathrobe lalu memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai akibat aktivitasnya bersama Anin semalam
Selesai membersihkan diri Gracio meninggalkan kamarnya dan berjalan ke arah penginapan Shani yang terletak tepat di sebelahnya senyumannya terukir melihat wanita itu tengah berkutat di dapur aroma makanan yang Shani masak langsung menyeruak masuk ke rongga hidungnya
"Good morning sayang!" Gracio menghampiri Shani mengecupnya singkat lalu memeluknya dari belakang
"Good morning gee!" Shani tersenyum tipis membalas Gracio
"Wangi makanan yang kamu masak sampe ke penginapan aku" Shani terkekeh kecil tak diberi tahu pun Shani tau itu sebuah kebohongan
"Makasih loh udah hibur aku pagi pagi" keduanya sama sama terkekeh, Gracio mengeratkan pelukannya
"Gee aku gabisa gerak kalo gini!" Shani menghentikan gerakannya sedikit menoleh pada Gracio
"Oke sorry sorry kali ini kamu akan masak dengan tenang!" Gracio melepaskan pelukannya ia beralih duduk tepat di depan Shani menatapnya tak berkedip sedikitpun memerhatikan Shani yang sangat-sangat cantik dan selalu seperti itu
Ara bangun dengan kondisi kepalanya yang sangat berat ia langsung berlari ke arah kamar mandi ketika merasakan gejolak dalam perutnya Ara tak bisa menahan semuanya ia mengeluarkan seluruh minuman haram yang ia minum semalam, selesai menuntaskan rasa mualnya Ara membasuh wajahnya berkali kali lalu sedikit menunduk melihat baju yang kini ia pakaian ini bukan pakaian yang Ara pakai semalam
Ara memungut kemeja lengan pendek yang berada di atas lantai ia menghela nafas melihat banyaknya noda merah disana, Ara memukuli kepalanya pelan seraya memasukan kemeja itu ke keranjang kotor di sana kemudian beralih mencari keberadaan Shani
"Kebiasaan deh belepotan" Shani membawa selembar tissue membersihkan selai roti yang berada di pinggir bibir Gracio
"Ya maaf deh" Gracio tersenyum lebar pada Shani
"Kamu inget ga sayang waktu itu kamu pengen banget liburan ke sini" Shani terkekeh kemudian mengangguk
"Terus kenapa kamu malah ajak aku ke bali?" Tanya Shani menatap Gracio
"Karena waktu itu aku mau lamar kamu aku udah siapin semuanya di sana, sekarang kita mulai semuanya dari awal, yang hanya akan ada kita berdua shan" tangan Shani terangkat mengusap wajah Gracio
"Aku gatau gimana takdir akan berjalan nanti untuk kita semua gee" Gracio tersenyum simpul ia memegang tangan Shani yang berada di pipinya
"Semuanya pasti berjalan lancar sayang, sekarang kamu harus suapin aku dulu" Shani menggeleng pelan meskipun tetap menuruti keinginan Gracio
"Tuh kan enaknya jadi dua kali lipat!" Seru Gracio dengan wajahnya yang berseri membuat Shani tertawa kecil
"Apasih gee jangan gitu aku malu!" Shani sedikit memukul lengan Gracio membuat Gracio gemas sendiri pada pujaan hatinya ini
"Emang kamu gapernah berubah ya shan" keduanya saling bertatapan menyalurkan rasa lewat sorot mata mereka masing-masing
Ara meluruhkan kembali pundaknya niatnya ingin menjelaskan kepada Shani kejadian semalam harus urung ia mentap dua punggung manusia yang tengah tertawa itu dengan sendu, Ara menghela nafas berat menelan rasa sesaknya bulat bulat ia memilih membelokkan dirinya ke arah dapur karena perutnya juga sudah keroncongan
Ara membuka pintu kulkas membawa sisa roti juga selai yang berada disana Ara duduk sendirian mulai membuat rotinya sendiri ia termenung dalam diamnya. Ara tadi berpikir bahwa Shani marah kepadanya tetapi setelah melihat ini ternyata hanya dia yang terlalu berharap bahwa Shani akan marah padanya karena kejadian kemarin