TL 8

1K 120 23
                                    

Ara terperanjat saat jam weker di sampingnya berbunyi sangat nyaring Ara lupa sejak kapan jam weker ini berbunyi padahal seingat Ara dia tak pernah mensetting nya, dengan sedikit kesal Ara mematikannya lalu menyimpannya kembali sedikit kasar

Ara terdiam sebentar untuk mengumpulkan semua nyawanya ia menyibakan selimutnya lalu beranjak membuka gordeng kamarnya agar sinar matahari masuk meskipun masih terlihat malu malu

Setelah selesai bersiap dengan stelan jasnya yang kini berpadu dengan kemeja merah maroon Ara membawa laptop miliknya lalu turun ke bawah tak ada siapapun di meja makan bahkan tidak ada sarapan untuk pagi ini Ara berjalan mendekati Bi Ijah yang tengah menenteng sapu

"Shani mana bi?" Tanya Ara Bi Ijah menghentikan langkahnya menatap Ara

"Udah berangkat barusan den"

"Oh gitu makasih bi" Bi Ijah mengangguk

"Mau sarapan dulu den? biar bibi yang siapin" Ara tersenyum sembari menggeleng kecil

"Gausah bi biar nanti ara sarapan di kantor aja"

"Baik kalo gitu bibi ke belakang dulu ya den" Ara mengangguk mempersilahkan Bi Ijah untuk pergi ke halaman belakang

Ara menghela nafas berjalan lurus ke depan memasuki mobilnya yang sudah disiapkan di depan tanpa basa basi Ara melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan mansion nya, perjalanan kali ini sedikit berbeda atau mungkin perasaannya yang berangsur berbeda

Mungkin Ara rasa ucapan Mira tempo hari lalu benar Ara mulai memandang Shani dengan cara yang berbeda bahkan ia mulai gerah melihat foto foto Shani dan Gracio apalagi setiap melihat lock screen handphone Shani Ara masih ragu jika harus mengatakan bahwa dia mulai mencintai Shani atau mungkin hanya karena Ara merasa bahwa dia juga mampu menghapus semua tentang Chika sedangkan Shani sama sekali tidak padahal dia juga terluka

Ara menggeleng pelan rasanya memikirkan Shani hanya membuat kepalanya pusing tetapi Ara juga bisa merasakan perubahan pada dirinya dikala Shani sama sekali bersikap seakan Ara bukanlah siapa siapa bagi Shani, begitu larut memikirkan Shani Ara tak sadar bahwa dirinya sudah sampai di lobby kantornya

Ara sedikit heran ketika mendengar suara menggelegar yang ia ketahui itu adalah suara Oniel ia berjalan mendekati sumber suara dilihatnya karyawannya yang berjajar dan Oniel serta Mira yang berada di barisan paling depan ternyata mereka tengah melakukan senam bersama senyuman Ara tertarik ke atas ia juga menggeleng kecil melihat kelakuan Mira dan Oniel

"Bentar ya boss kita senam dulu biar kerja makin semangat dan ceria!" Seru Oniel dengan mic ditangannya Ara hanya mengangkat jempolnya lalu berjalan masuk terlebih dahulu untuk menyelesaikan pekerjaannya yang masih tertunda

Disisi lain ada Shani yang sudah berkutat dengan laptop di depannya ditemani segelas kopi kening Shani sedikit mengkerut melihat tampilan yang ada di layar laptopnya ada pengajuan perusahaannya yang meminta investasi untuk proyek hotel dan resort di Bali padahal setau Shani dirinya masih memusatkan fokus untuk pembangunan yang tengah berlangsung di kota Paris

"Hallo indah tolong ke ruangan saya sekarang!" Shani menutup telponnya ia menyenderkan tubuhnya sembari menunggu kedatangan Indah selaku sekretaris pribadinya

Tak butuh waktu lama Indah mengetuk pintu ruangan Shani yang langsung dipersilahkan untuk masuk, Indah adalah sekretaris pribadi Shani seorang wanita yang memiliki paras cantik juga keanggunan yang sungguh luar biasa bahkan karyawan Shani yang lain hampir tak pernah melihat Indah melunturkan senyumannya

"Indah saya liat ada pengajuan perusahaan ini untuk berinvestasi pada proyek yang tengah berlangsung, saya mau kamu cek lagi jadwal saya memangnya kapan saya pernah rapat dengan petinggi WR Corp?" Indah sedikit berdeham

TWO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang