"katanya cuma bentar langsung pulang, sekarang udah malem malah nyuruh kesini" Vivi merangkul pinggang Chika mesra, mendaratkan kecupan singkat di dahinya
"Sorry sayang, sekalian jenguk ka anin yu dia udah lahiran" Chika menunjukan gummy smile-nya pada Vivi yang reflek ikut tersenyum gemas mengacak rambut Chika
"Really?, ko gaada yang ngabarin aku" Vivi berdecak kesal ia akan memarahi Biyel nanti bisa-bisanya tak mengabari bahwa keponakannya sudah lahir ke dunia ini
"Please deh lo berdua keluar dari sini ga menghargai banget orang jomblo disini!" Ashel mendelik seraya memasukan potongan terakhir chicken korea kedalam mulutnya
"Sewot banget, bilangin sama zee loh ngaku ngaku jomblo!" Balas Chika tak mau kalah seraya memeluk tubuh Vivi
"Emang belum jadian, wlee!" Ashel memeletkan lidahnya ke arah Chika
"Ihhh ngeselin banget!" Ujar Chika dengan kerlingan matanya ke arah Ashel
"Ayo sayang!" Ajak Chika meskipun diam-diam ia menghela nafas karena Ara pasti berada disana, Chika selalu tak siap jika harus berhadapan dengan dia
"Bentar gue ikut!" Ashel langsung beranjak dari tempat duduknya ke arah wastafel untuk mencuci tangannya
"Kita tungguin sambil jalan" ujar Chika setengah berteriak agar Ashel mendengarnya
"Dasar orang bucin!"
Sementara itu Gracio berlari terpontang-panting menuju mobilnya yang berada di bassement parkiran hotel ini sudah 2 jam setelah Kinal menghubunginya bahwa Anin dilarikan ke rumah sakit, Gracio langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh ia harus segera sampai di rumah sakit
Kesal, hanya itu yang Gracio rasakan kliennya kali ini sedikit berbeda alih-alih membuat kesepakatan mereka malah mengancam Gracio untuk menyetujui proposal yang mereka ajukan untung saja ruang rapat tadi tak menjadi ring tinju, Gracio masih bisa mengendalikan emosinya
"Ra boleh kita bicara?" Ara menoleh kemudian mengangguk, ia sudah memakai kemejanya kembali Nala juga sudah berpindah pada gendongan Anin untuk diberikan ASI
"Ra, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya dari lubuk hati saya yang paling dalam atas semua yang terjadi kepada kamu" Ara mengangguk mereka sedikit menjauh dari ruangan Anin
"Tidak ada ayah yang sanggup melihat anak perempuannya disakiti, semua yang saya lakukan murni karena saya menyayangi putri saya" Vinnie sedikit menundukkan kepalanya di hadapan Ara
"Saya ngerti om tapi juga tidak ada keluarga yang rela kehilangan anggotanya, tidak ada pembenaran atas semua perlakuan gracio tapi jika om punya sedikit rasa kasihan tolong maafkan gracio" Ara sedikit menghela nafasnya pelan
"Semuanya sudah berakhir sekarang, bagaimanpun gracio adalah pemimpin keluarga kecil ka anin" Vinnie mengangguk menepuk pundak Ara sedikit keras
"Saya mengerti ara, tapi jangan halangi saya jika gracio mengulang kembali kesalahan yang sama dan menyakiti putri saya!" Saat itu juga Ara terdiam bagaimana jika Vinnie mengetahui tentang Chelsea, Ara tidak tau bahwa sebelum Ara Vinnie mengetahui segalanya
"Saya ga bisa janji om" Vinnie mengangguk menenggelamkan kedua tangannya ke dalam saku celananya
"Meskipun saya tidak tau tapi saya yakin kamu merencanakan sesuatu untuk saya tolong batalkan semuanya ara" Ara hanya bisa tersenyum simpul kepada Vinnie, insting Vinnie tidak benar-benar salah
"Vin, lo gamau gendong cucu kita?" Vinnie menoleh ke arah Kinal yang menampakan setengah dirinya diapit oleh pintu ruangan
"Mana cucu gue yang paling cantik nal"