Jinan dan Cindy sudah landing beberapa jam yang lalu setelah melakukan perjalan yang sangat panjang, mereka langsung di jemput oleh Anin di bandara sendirian karena setelah Gracio pergi dengan alasan urusan kantornya sampai saat ini dia belum pulang. Semalaman pula Anin menunggunya dia hanya tidur beberapa jam sebelum akhirnya memutuskan untuk menjemput Cindy dan Jinan sekarang Anin merasa kepalanya sedikit pening
Cindy sedikit prihatin empat bulan tidak bertemu bukannya melihat Anin menjadi lebih baik tetapi dia malah melihat Anin sedikit lebih kurus di banding sebelumya pipi chubby nya bahkan terlihat sedikit lebih tirus, beban yang Anin tanggung terlalu berat ditambah hidup dengan orang yang sama sekali tidak mencintainya sedikitpun. Cindy tidak mempermasalahkan itu tapi seharusnya Gracio tidak perlu tidur dengan perempuan lain dia menyiksa batin Anin terlalu dalam
"Lo ga makan bener ya disini?" Anin hanya tersenyum singkat memejamkan matanya sejenak
"Makan cin, cuma disini makanannya ga enak gue kangen nasi padang" Cindy berdecak tangannya tak berhenti mengusap perut buncit Anin
"Nin lo harus banyak makan makanan yang bergizi inget lo tuh lagi hamil anak lo juga butuh asupan!" Ceramah Cindy membuat Jinan sedikit melirik keduannya dari kaca spion
Anin tersenyum mendengarnya ia sedikit lega Cindy mengunjunginya kesini Anin merasa dirinya tak sendirian lagi ada temannya sekarang dan Anin tidak perlu bingung harus kemana ia menceritakan semua keluh kesahnya
"Cin, thanks ya!" Ujar Anin dari dasar lubuk hatinya matanya bahkan sedikit berkaca-kaca melihat Cindy
"Aaaa jangan gitu lo pasti kuat, lo harus menang di hidup lo nin!" Cindy memeluk Anin dari samping
Bukan tak mendengar Jinan hanya berpura-pura memejamkan matanya saja ia bingung Anin dan Gracio sama-sama temannya dia tidak mau keduannya tersakiti Jinan sudah sangat dihantui rasa bersalah karena pernikahan Shani dan Ara dia gagal menjalankan amanat sahabatnya tapi satu sisi juga Jinan ingin anak yang berada di dalam kandungan Anin mempunyai keluarga yang sempurna dengan sosok ayah dan ibu yang akan berada di sampingnya
Sesampainya di apartemen Anin ternyata sosok Gracio belum juga terlihat Anin mempersilahkan Cindy dan Jinan untuk beristirahat terlebih dahulu karena ia akan menyiapkan makan siang untuk mereka semua, Cindy langsung merebahkan dirinya di atas kasur sedangkan Jinan berjalan menuju balkon dan mencari kontak Gracio
"Hallo, gue di apart lo" Jinan sedikit memelankan suaranya
"Hah?"
"Gue di apartemen lo gre, gue udah sampe di paris" ulang Jinan
"Lo dimana?" Tanya Jinan
"Gue di bar" Jinan berdecak seraya menggeleng pelan kemana hilangnya akal sehat Gracio
"Sherlock sekarang juga!"
Tut!
Jinan mematikan telponnya ia melirik ke arah Cindy yang tertidur Jinan memilih untuk menyeduh segelas kopi dan menikmatinya di balkon melihat indahnya kota Paris di atas sini, keputusan besar sudah Jinan ambil ia harus siap dengan semua peristiwa yang akan terjadi setelah ini
***
"Ra gue liat muka lo berseri banget akhir akhir ini" Ara melempar tatapan malasnya pada Mira dan Oniel yang terkekeh pelan
"Biasa aja, nothing special" balas Ara mengangkat kedua bahunya
Mungkin ini kebohongan kecil yang Ara sembunyikan jelas ia merasa lebih baik setelah hubungannya dengan Shani juga berangsur membaik meski tidak sepenuhnya tapi setidaknya Shani mulai terbiasa dengan kehadiran Ara di dekatnya