Ara dan Shani baru saja landing di bandara mereka berdua langsung di jemput oleh utusan Kinal, satu minggu penuh menghabiskan waktu berdua tentunya keduanya harus kembali menjalani aktivitas masing-masing baik Ara maupun Shani mereka mempunyai tanggung jawab yang besar
"Kamu inget ga pernah beliin anin jambu kristal" Ara mengingat-ingat sebentar kemudian mengangguk
"Teruss kue kacang panas yang kamu bawa malem-malem" Shani memainkan tangan Ara yang berada di dalam genggamannya
"Iya kenapa sayang?"
"Aku mau itu semua, tapi dari pedagang yang kamu beli buat anin" Ara langsung menegakkan tubuhnya dan menghadap Shani apakah ia mimpi barusan
"Hah? Kamu bilang apa tadi?" Shani berdecak kemudian tersenyum pada Ara
"Dengerin aku yah" Ara mengangguk ia berharap tidak mendengar hal yang sama seperti sebelumnya
"Kamu kan pernah beliin anin jambu kristal terus kue kacang panas, aku mau kamu beliin semuanya tapi dari pedagang yang sama ara" Ara menjauhkan wajahnya tersenyum kikuk ke arah Shani
"Mana aku tau sekarang mereka dimana sayang" Shani mengubah ekspresi wajahnya menjadi sedikit datar ia melempar tangan Ara yang beradab dalam genggamannya
"Kamu udah ga sayang ya sama aku ra?" Tanyanya membuat Ara menahan nafasnya sejenak
"Bukan gitu, itukan udah lama aku inget tempatnya tapi kan aku gatau mereka masih jualan disana atau engga jakarta kan luas gimana kalo waktu itu kita cuma kebetulan ketemu aja" jelas Ara hati-hati
Apa tidak ada permintaan lebih mudah dari Shani mungkin Ara akan lebih senang jika Shani meminta tas branded padanya atau menghabiskan uang Ara membeli apapun yang dia inginkan dibanding harus mencari pedagang yang entah siapa bahkan Ara lupa-lupa ingat dengan wajah keduanya
"Jadi kamu gamau cari mereka buat aku?" Shani benar-benar tak memberikan kesempatan Ara untuk bernafas sepertinya
"Bukan gitu!" Ara menggaruk kepalanya yang tak gatal tatapan matanya beradu dengan Shani
"Iya nanti aku cariin tapi ga janji sama ya" Shani tersenyum lebar memeluk Ara
"Makasih ya sayang"
"Iya sama-sama" balas Ara meskipun hatinya sedikit meringis ia tidak yakin bisa menemukan penjual itu lagipula Shani ini ada-ada saja ia kira dia tidak tau saat dirinya membelikan itu semua untuk Anin
Larut dalam obrolan keduanya Ara dan Shani tak sadar bahwa mobil yang mereka tumpangi sudah berada di halaman mansion keluarga Warly, Ara dan Shani berjalan beriringan menuju pintu yang menjulang tinggi di depan sana semuanya sontak tersenyum melihat kedatangan Ara dan Shani menyambut keduanya dengan sebuah pelukan hangat wajah Ara maupun Shani terlihat lebih berseri bahkan aura bahagia sangat terpancar dari keduanya setelah satu minggu penuh tak bertemu
"Haiii, cantiknyaa" gemas Shani pada Nala yang berada di pangkuan Anin
"Pake pulang segala sebulan sana liburan" ujar Kinal ke arah Ara yang menjatuhkan tubuhnya di sisinya
"Banyak kerjaan kali pah" Kinal menggeleng kecil
"Karena kalian pulang kita masak-masak malem ini" semuanya bertepuk tangan kecil mendengar ide dari Veranda, rasanya sudah lama mereka tak makan-makan bersama di atas satu meja dengan keadaan yang hangat penuh kasih sayang dan tanpa sebuah ketegangan
"Gracio kemana pah?" Air wajah Kinal sedikit berubah membuat kening Ara mengerut
"Kenapa ada masalah?" Tanya Ara, Kinal menggeleng seraya tersenyum kecil ia rasa Ara tidak perlu tau masalah ini sekarang mungkin Kinal akan menceritakannya nanti