Gracio membuka sepatunya menekan pin apartemen yang ia tinggali dengan Anin hari ini cukup melelahkan bukan karena pekerjaan di kantor saja tapi pikirannya yang setiap hari berkecamuk tentang apa yang akan terjadi selanjutnya karena banyak hal yang ia alami jauh dari dugaannya, Gracio selalu berharap dia akan mampu menyelesaikan semua urusannya terutama dengan Anin
Apalagi saat ini Gracio mulai dihantui bagaimana dia akan memberitahu pada kedua orang tuanya tentang anak yang dikandung Anin Gracio juga memikirkan bagaimana nasib anak itu tapi tak dapat dipungkiri bahwa semuanya bukan keinginannya hanya kecelakaan yang diawali malam itu tak pernah ada niat untuk menyetubuhi Anin jika bukan karena dirinya jauh dari kesadaran
Gracio menaruh tas kantornya di atas pantry ia juga membuka dasi yang menggantung di lehernya berjalan ke arah dapur minimalis yang terletak tak jauh dengan ruangan tengah disini ia bisa melihat Anin yang duduk disana berbicara di depan layar ponselnya, Gracio menuangkan air putih ke dalam gelas lalu meneguknya hingga tak tersisa sedikitpun sedari tadi tenggorokannya terasa kering karena terlalu banyak berbicara
"Ahh iya nih gatau pulang kapan hahaha kalian gimana baik baik aja kan?"
"Ihhh gemes banget loh pasutri satu ini jalan jalan mulu" ujar Anin dengan sedikit meledeknya, di layar ponselnya terlihat Cindy yang malu malu
"Iye udah jarang banget dia ngumpul bareng kita" terdengar suara Sisca dengan sedikit rasa kesal pada temannya itu
Lama tidak berkontak Anin kembali dihubungi oleh teman temannya diawali dari Sisca yang melakukan video call pada Gaby disusul Feni, Cindy, dan Shani kemudian terakhir Anin waktu paris saat ini sudah larut malam lain halnya di sana yang baru saja beranjak siang akibat perbedaan waktu yang lumayan jauh
"Semangat ya shan aku denger dari cindy kemarin kalo kamu kena kasus" Gracio menghentikan langkahnya yang hendak menuju kamar ia membalikan tubuhnya berjalan cepat ke arah Anin
"Ada shani?" Tanya Gracio tanpa suara Anin mengangguk tipis
"Iya doain aja ya nin semuanya cepet selesai" suara Shani terdengar dari speaker ponsel Anin
Gracio tersenyum lebar rasa rindunya pada gadis itu seketika melambung tinggi tabungan rindu yang dia susun rapih seketika berantakan ingin rasanya Gracio pulang sekarang juga dan berlari menemui Shani dimanapun dia berada, tetapi kening Gracio sedikit mengkerut mendengar teman temannya turut menyemangati Shani
"Pasti dong shan semua yang terbaik untuk kamu" Anin tersenyum meskipun sedikit tertahan karena Gracio kekeuh meminta untuk menunjukan layar ponselnya
"Eh guys kalo ada waktu liburan aja apa kita ya ke paris" usul Feni setengah becanda
"Ya kalo jinan kasih sih ayo ayo aja" timpal Cindy saat ini wanita itu juga berada di luar negeri tengah menikmati waktu HoneyMoon-nya
"Emang aura pengantin baru itu beda ya, iya ga shan?" Gaby melempar pertanyaan pada Shani membuat semuanya terkekeh, disisi lain ada Gracio yang ikut anteng menyaksikan video call mereka dengan sedikit mengintip dari bawah
"Mulai deh" ujar Shani dengan nada malas jantung Anin sedikit berdebar takut takut mereka membahas pernikahan Shani dan Ara
"Tapi guys akhir akhir ini paris lagi sering badai cuacanya juga ga nentu, makannya urusan gue diperpanjang disini karena ga setiap hari bisa ke kantor" ujar Anin tidak sepenuhnya berbohong karena Paris saat ini sedang dilanda cuaca yang tak menentu
"Kabarin aja lagi kalo cuacanya udah baik sayyy" sambar Sisca
"Btw katanya hari ini pres konference ya shan?" Tanya Feni
"Oh ya?"
"Iya nin, karena asumsi publik juga semakin liar kita harus cepet lurusin ini semua semoga acaranya bisa di adain setelah semuanya terbongkar hari ini" kening Gracio semakin mengkerut ia menatap Anin meminta penjelasan tetapi Anin tidak merespon apapun