duapuluh-empat

189 33 2
                                    

Xiao zhan membuka matanya, dengan nafas yang tersegal, juga keringat yang membanjiri wajah dan juga tubuhnya.

Yang mana setelah itu, xiao zhan terlihat secara refleks, menyentuh lehernya, ketika mengingat hal yang membuatnya terbangun seperti itu.

"ting-tong.... ting-tong... ting-tong..."

Dejavu, dengan rasa yang sama, akan apa yang terjadi pada dirinya di dalam mimpi.

Membuat xiao zhan takut untuk membuka pintu rumah, yang bel nya telah berbunyi sebanyak tiga kali.

Namun meskipun dirinya takut, xiao zhan tetap melangkahkan kakinya menuju pintu rumah, untuk melihat siapa yang bertamu di waktu kerja seperti ini.

Dengan langkah perlahan dan perasaan yang was-was, xiao zhan melangkah menuju pintu rumah.

Tepat saat dirinya sudah berada di depan pintu rumah, xiao zhan tidak langsung membuka pintu itu, seperti pada mimpinya.

Yang mana saat ini, xiao zhan terlihat menarik dan membuang nafas beberapa kali, dengan tangan yang sedikit bergetar, saat memegang knop pintu.

Lalu, xiao zhan pun mulai membuka pintu rumah itu dengan perlahan, karena dirinya masih merasakan takut.

Dan di saat pintu rumah itu terbuka sepenuhnya, hal yang pertama xiao zhan lihat adalah kaki dan sepatu laki-laki.

Membuat xiao zhan yang menunduk, kini tubuhnya terlihat bergetar dan secara naluri memundurkan langkahnya, di saat kaki itu terlihat melangkah mendekat pada dirinya.

"yibo?" ucap xiao zhan.

Saat setelah dirinya tersadar, jika di hadapannya adalah wang yibo dan buka sesosok pria yang ada di dalam mimpinya.

Yang mana xiao zhan tersadar jika itu wang yibo, ketika wang yibo memanggil dirinya untuk kesekian kali, dengan suara yang sangat kencang.

Juga membuat xiao zhan yang tersadar, langsung menubrukan tubuhnya ke arah wang yibo, yang ada di hadapannya.

Wang yibo yang tidak mengerti mengapa xiao zhan seperti itu pun, hanya diam membalas pelukan xiao zhan.

Dengan tangan yang mengusap-usap punggung xiao zhan, secara berirama agar dapat menenangkan xiao zhan.

Sampai lima belas menit berlalu, wang yibo dapat merasakan, jika pelukan yang xiao zhan lakukan semakin melonggar.

"sudah lebih baik?" tanya wang yibo.

Saat dirinya merasa, jika xiao zhan sudah dapat diajak berbicara.

Tanpa suara, xiao zhan menjawab pertanyaan wang yibo dengan kepala yang mengangguk kecil.

Wang yibo pun terlihat berniat melepaskan pelukan pada xiao zhan, lalu menuntunya ke arah kursi yang ada di teras.

Jika saja xiao zhan tidak kembali mengeratkan pelukan pada dirinya, yang membuat wang yibo tidak dapat bergerak dan tetap pada posisi nya.

Juga membuat wang yibo merasa bingung dan pada akhirnya, wang yibo memilih untuk tetap berada di posisi yang sama, dengan masih memeluk xiao zhan.

"yibo" panggil xiao zhan, masih dengan posisi berpelukan.

"hm?" gumam wang yibo, merespon panggilan xiao zhan.

"aku lelah" ucap xiao zhan pada wang yibo.

Wang yibo tidak mengatakan hal apapun, tetapi dirinya mencoba meraih kursi yang ada di teras itu menggunakan kakinya.

Sehingga dirinya tidak perlu melepaskan pelukan pada xiao zhan, yang terlihat masih belum ingin melepaskan pelukan diantara mereka.

"duduk" titah wang yibo.

Switch Gender (YiZhan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang