Finally!
Akhirnya aku kembali melanjutkan kisah mereka berdua. Tentunya setalah ending yang menggantung.***
Hujan lebat mengguyur Kota Seoul hari ini. Meski sinar matahari tampak cerah. Mungkin ini bisa mendeskripsikan perasaan wanita yang tengah menyiapkan bekal untuk putranya.
Ya, tidak terasa tahun telah berganti. Di tahun 2023 ini, dia tampak seperti ibu rumah tangga pada umumnya. Namun, jauh di dalam lubuk hatinya terdapat kesedihan. Restu dari orangtua suaminya belum jua dia dapatkan. Meski anaknya sudah beranjak menjadi remaja tampan.
"Mom, aku akan telat pulang hari ini," ujarnya menerima bekal dari mommynya.
"Sayang, apa kamu yakin? Kamu tidak lupa kalau hari ini, Aunty Rea akan melakukan fashion show, 'kan? Dia ingin kita datang dan memberikan dukungan," ujar Hanami.
Putranya hanya memasang wajah datar. Dalam hati dia mengutuk undangan dari sahabat mommynya. Lagi-lagi acara membosankan, batinnya.
"Mom, aku tidak ingin hadir di sana. Wanita dan segala keribetannya membuatku pusing," ujarnya membuat Nami kaget.
"Sayang, bagaimana bisa kamu berkata begitu." Nami mulai merajuk mendengar putranya mengolok-olok kaumnya.
"Sudahlah, biarkan Velo berangkat sekolah," lerai Levin.
Dia mendaratkan kecupan singkat di pipi istrinya dan pemandangan seperti itu sudah sering dilihat Velo. Selaku putra tunggal di rumah mereka.Velo saat ini menempuh pendidikan dasar kelas enam. Dia merupakan most wanted sekolah tempatnya belajar.
Punya perawakan tinggi, putih, alis tebal dan jangan lupakan bibirnya yang sangat persisi daddynya membuat wanita menjerit ingin dicium.
Velo memang banyak mewarisi ketampanan Levin. Sama halnya dengan sifatnya, punya pikiran kotor dan selalu bermain tentang wanita. Tentu saja, Nami tidak tahu karena jika mommynya tahu, dia akan bertaruh jika wanita kesayangannya itu akan memberikan ceramah luar biasa.
"Velo berangkat dulu, Mom, Dad."
"Iya, Nak. Hati-hati di jalan."
Nami memilih mengurus dapurnya sendiri. Dia hanya membiarkan suaminya mempekerjakan orang untuk membantunya membersihkan rumah, juga halaman dan taman. Selebihnya, dia ingin mengerjakannya daripada mati kebosanan.
"Sayang, aku berangkat dulu." Levin kembali menarik Nami di dalam pelukannya dan menciumnya berkali-kali.
"Heheh, berangkatlah, Sayang," kekeh Nami.
Levin mengangguk dan menggandeng istrinya ke depan. Dia berangkat dengan wajah tak rela. Selalu ingin berdekatan dengan istrinya. Andai saja, Nami bisa dia bawa setiap saat di kantor dan duduk di pangkuannya. Dia akan melakukan itu dengan senang hati.
***
"Wowww! Apa yang membuat Dokter Cantik ini memakan mie instan?"
Gadis itu memutar bola mata jengah. Di waktu istirahatnya, datang pria yang tak pernah jenuh mengganggunya.
"Dokter Tio, apakah kamu beralih profesi sebagai dokter bedah anak?" tanyanya dengan ketus.
"Tentu saja tidak. Aku masih suka dengan profesiku, Dok," jawabnya dengan santai. Lalu, dia duduk di depan gadis yang baru saja dia tegur.
"Apa perceraian di masa lalu membuatmu masih terpuruk sampai lupa kalau ginjalmu hanya tinggal 1?" tanya Dokter Tio dengan tatapan tajamnya.
Heize mendesah. "Lagi?" Alisnya terangkat, "Apa kita lagi harus mendebatkan ini?" tanyanya jengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Bos! (TAMAT)
FanfictionBacaan mengandung unsur 🔞⚠️ Levin Aldrick adalah seorang CEO di Aldrick Company. Sosoknya yang dingin, tegas dan sukses di usia muda membuat pria berusia 25 tahun itu dikenal publik. Berawal dari rasa amarah yang dimiliki Levin. Datang seorang OG b...