10

57.6K 3.4K 86
                                    

🌺Happy Reading🌺

Dalam perjalanan pulang mereka tidak mengobrol. Sikap dingin Levin membuat Nami takut untuk membuka suara.

Bahkan sampai di Hotel pun lelaki itu langsung ke kamar mandi. Mengabaikan Nami seolah Nami tidak ada.

Mata Nami berkaca-kaca. Ia merasa jantungnya sakit diabaikan oleh Levin.

Deg deg deg.

"Kok nyesek?" batinnya.

"Malam ini kita pulang," ujar Levin tanpa memandang Nami. Nami mengangguk dan packing barangnya serta barang Levin.

Setelah selesai, Nami memutuskan untuk mandi juga. Sedangkan Levin sibuk dengan tablet miliknya.

Dia mengabaikan Nami karena cemburu. Melihat Nami tertawa bersama pria lain. Apalagi sentuhan Jimin kepada Nami membuat hatinya kian panas.

"Argghhh!" Levin menyimpan tabletnya dan mengusap kasar wajahnya. Hanya Nami yang bisa membuatnya sefrutrasi ini.

***

Nami POV

Kami kembali ke Seoul. Levin mengantarku sampai ke kontrakanku. Dia pergi tanpa mengucapkan apa pun.

Aku masuk dengan lesu. Sampai di dalam aku berbaring. Kenapa wajah Levin terus terbayang?

Derrrttt ....

Aku menyerit saat melihat nomor ponsel asing. Menggesernya lalu mendengar suara cempreng yang teramat aku rindukan.

"Huwaaa. Ke mana saja kamu?" tanyaku.

" ...."

"Baiklah. Akan aku kirim alamatku," ujarku dan dia memutuskan sambungan.

Aku buru-buru mengirim alamatku. Aku menganti baju menjadi piayam. Menunggu temanku di kursi.

Tok! Tok!

Setelah lama menunggu aku mendengar suara ketukan. Aku menyingkap sedikit gorden dan melihat temanku.

Ckleak!

"Namiiiiii!" jeritanya dan memelukku erat.

"Akhhh Rea!" 

Aku melepaskan diri karena dia memelukku begitu erat. Biar kuperkenalkan siapa gadis cempreng ini.

Dia adalah Min Rea. Adik seorang pengusaha sukses bernama Min Yoongi. Aku bertemu dengan Rea saat dia menangis di pinggir jalan.

Ternyata saat itu ia tersesat di Seoul karena Rea ini dibesarkan dan tinggal di Amerika.

Rea ini gadis cerewet dan punya suara cempreng sembilang oktaf.

"Nami aduh aku kangen banget!" ujarnya sambil memelukku kembali tapi tidak seerat tadi. Aku membalas pelukannya dan mengusap punggungnya.

"Sama siapa ke sini?" tanyaku.

"Sendirian dan aku punya info penting banget!" ujarnya mulai heboh sendiri.

"Apa?" tanyaku kepo.

"Oppaku akan tinggal di Seoul! Aku juga ikut tinggal di sini bersama Oppaku!"

"Wahh jinjjayo?!" Aku bahagia emndengar sahabatku ini akan tinggal di Seoul. Hanya dia satu-satunya yang aku anggap sebagai sahabat.

Dia pergi lama membuatku tak berharap kedatangannya. Ternyata dia masih memikirkanku.

"Iya, soalnya Oppa ada projek besar bersama sahabatnya. Pembangunan hotel dan dia ke sini membantu temannya itu," ujar Rea.

Aku bahagia apa pun alasannya. Sekarang Rea izin mengganti baju lebih santai.

Posesif Bos! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang