"Velo! Stop!" Gadis itu berteriak histeris dan mengabaikan lututnya yang sakit.
"Ck, ngapain sih lo ngejar gua?" tanya Velo dengan wajah terusik.
"Lo pacaran lagi sama anak kelas sebelah?" tanyanya dengan sorot mata terluka.
Velo menyeringai. "Pacaran sama siapa itu urusan gua, bukan urusan lo," ujar Velo.
Gadis itu menahan sesak di dadanya. Dia membiarkan Velo pergi setelah melihat supir pria itu sudah datang.
Velo suka gonta-ganti pacar. Fakta yang harus dia terima. Hampir setiap hari pria itu menggandeng wanita berbeda. Bahkan pernah dia lihat dari sekolah berbeda.
Velo memang masih terlalu kecil untuk menyandang status playboy, tetapi itulah faktanya.
Sayangnya, gadis bernama Aluna ini terlanjur menyukai pria yang notabennya kakak kelasnya di sekolah dasar.
Aluna tidak tahu, kenapa Velo sangat anti terhadapnya. Padahal dia berusaha membuat Velo nyaman di sisinya.
"Bhahahah!"
Aluna menoleh kala mendengar suara tawa meledak. Bibirnya bergetar menahan tangis.
"Kamu bukan level dari Velo! Dasar gadis miskin," ejek Larissa, pacar Velo yang sekarang.
Aluna menunduk dalam. Dia rela terluka demi mengejar Velo, tetapi lututnya yang berdarah bahkan tidak membuat Velo simpati kepadanya.
"Eh, anak-anak! Masih Ibu liatin, ya," teriak salah satu gurunya.
Dia mendekat. "Aluna, kenapa lututmu?" tanyanya.
"Jatuh, Bu," cicitnya.
"Karma, Bu. Dia sih, gatal banget sama cowok orang. Makanya cari yang setara, dong!" bentak Larissa.
"Sudah-sudah! Larissa, kamu juga bahas cinta-cinta. Kalian masih kecil," tegur Ibu guru mereka.
Larissa meninggalkan Aluna dan berjalan bersama temannya. Memang dia lahir dari keluarga berada. Berbeda dengan Aluna hanya anak yatim.
"Ibu obati dulu luka kamu, ya."
"Tidak perlu, Bu. Nanti sampai di rumah Aluna obati," tolak Aluna halus.
Dia pulang dengan kondisi kaki pincang. Air matanya terus menetes.
"Tuhan, aku hanya berharap, semoga Velo merasakan apa yang aku rasakan. Semoga kelak dia yang berada di posisiku dan aku yang ada di posisinya," batin Aluna.
***
"Assalamualaikum!"
"Wa'alaikumsalam, Den Velo. Nyonya Nami belum pulang, Den," ucap Bibi.
"Oh, ya, Bi." Velo melengos ke kamar dan berganti pakaian.
Dia memutuskan untuk bermain PS dan setelahnya mengerjakan tugas.
Sampai suara ketukan pintu membuat dia menghentikan aktivitasnya.
"Den, makan dulu, Den."
"Simpan aja, Bi. Nanti makan pas Mom pulang," tolak Velo.
Meski dia dingin, Velo akan berubah menjadi sosok manja. Dia ingin makan bersama Nami dan ditemani mommynya.
Tidak lama Bibi pergi dan melanjutkan tugasnya.
***
"Aku harus pulang. Hari sudah sore dan kasian Velo," ujar Nami menatap cemas ke arah pintu.
"Valo pasti di rumah baik-baik saja," kata Levin menenangkan istrinya."Aku tau, tetapi dia pasti belum makan," gumam Nami.
Levin tidak bisa membantah itu karena dia tahu kebiasaan putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Bos! (TAMAT)
FanfictionBacaan mengandung unsur 🔞⚠️ Levin Aldrick adalah seorang CEO di Aldrick Company. Sosoknya yang dingin, tegas dan sukses di usia muda membuat pria berusia 25 tahun itu dikenal publik. Berawal dari rasa amarah yang dimiliki Levin. Datang seorang OG b...