16

43.3K 2.2K 12
                                    


Happy reading

Lampu bersinar terang dan dihadiri banyak orang termasuk wartawan. Malam yang membuat air mata wanita berpiayama baby doll itu terisak.

Bodoh. Berulang kali ia memaki dirinya. Semua telah ia serahkan dan kini di depan matanya. Sehari setelah melakukannya semua berubah.

Levin tunangan dengan gadis cantik bernama Jung Heize. Berita pertunangan Levin di liput di TV. Tentu saja mengingat dia adala CEO yang berpengaruh di Asia dan Eropa.

“Hiks aku sangat membenci perasaan ini,” isak Nami. Dia mematikan TV dan melangkah ke kamarnya.

***
“Lepaskan tanganmu!” bentak Levin kepada Heize. Ia menatap wanita di depannya dengan tajam, “pertunangan ini bukan keinginanku. Aku tidak mencintaimu. Jangan berharap apa pun pada pertunangan ini.”

Levin meninggalkan Heize yang menatapnya nanar. Wanita itu menangis. Tangannya mengepal kuat.

“Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuhmu. Kamu adalah milikku,” ujar Heize penuh dendam.

Dia pergi ke ruang tengah. Berkumpul kembali dengan keluarga Levin dan keluarganya. Acara pertunangan mereka sudah selesai.

Ini yang membuat Levin marah sekali. Heize membohonginya. Bukan membicarakan dan makan malam justru malam ini adalah malam pertungannya.

Brak!

“Heize!” desis Levin. Tangannya menonjok dinding di Apartemennya. Bahunya naik-turun tidak beraturan.

“Aku harus menemui Hanami. Dia pasti melihatnya di TV,” ujar Levin. Dia mengambil kunci mobilnya dan ke rumah Nami.

Laki-laki itu bak kesetanan melewati jalan. Ia harus berada di sana. Tanpa ia sadari Heize mengikutinya.

“Ke mana dia akan pergi?” tanya Heize. Rencananya dia ingin ke Apartemen Levin, tetapi baru sampai di sana, pria itu malah keluar.

Rumah sederhana di depannya membuat alis Heize hampir menyatu. Terlihat LEvin mengedor dengan kuat. Mata Heize membulat melihat seorang gadis keluar dan langsung di peluk Levin.

Bugh! Heize memukul stirnya. “Sialan,” umpatnya. Ia meninggalkan rumah itu dengan seringainya.
***
Hanami POV
Aku mendengar suara gedoran keras. Ketika aku membukanya, tiba-tiba Levin memelukku erat. Aku mendorongnya kuat.

“Ap—apa yang Bapak lakukan di sini?” tanyaku. Dia mendorongku masuk dan mengunci pintu. Perlahan kakiku mundur. Tatapan matanya begitu tajam.

“Ap—akhhh!” Dia menarikku dan hampir wajahku membentur dada bidangnya. Tangannya membelai anak rambutku.

“Aku dijebak. Pertunangan itu bukan keinginanku. Semua keinginan Mommyku. Aku bahkan tidak tahu jika malam ini malah menjadi acara pertunanganku. Mereka menjebakku,” ujarnya menjelaskan padaku.

Sebenarnya kenapa kamu menjelaskan ini padaku? Apakah aku boleh berharap jika kamu memiliki perasaan yang sama kepadaku?

“Aku memang pria yang egois. Aku tidak menyukaimu berdekatan dengan pria lain.” Ya, dia sudah mengatakannya berulang kali. Tidak menyukai aku berdekatan dengan pria mana pun.

“Aku posesif. Saat melihatmu tertawa bersama dengannya di taman. Ingin aku hancurkan dia saat itu juga dan memberimu hukuman.” Jleb. Aku meneguk ludahku. Dia ingin menghukumku.

“Namun, semua sirna. Ternyata aku tidak bisa menyakitimu. Melihatmu menangis adalah kelemahanku,” lirihnya menatap mataku semakin intens, “aku menyangkal perasaanku. Malam ini kalah. Aku mencintaimu melebihi diriku sendiri. Bisakah kita saling memiliki?”

Air mataku menetes. Terharu sekali dengan kata-katanya. Aku beranikan diri bertanya, “Bagaimana dengan pertunanganmu? Aku tidak ingin menjadi perusak dalam hubungan kalian.”

Levin mengerang kesal, “Dia yang merusak hubungan kita. Menjebakku dengan perbuatan liciknya. Aku akan menciptakan neraka untuknya.”

Apakah aku bodoh menerimanya? Aku juga mencintainya. Anggukanku membuat dia menciumku.

Cup.

Ya, malam ini kami kembali melakukannya. Membiarkan dia menjadi satu-satunya laki-laki yang menyentuhku.

***
Seorang gadis membanting semua isi di mansionnya. Air matanya menangis di malam pertunangannya.

“Arghhhhhh! Levin hiks! Bugh! Hikss beraninya kamu mempermainkan perasaanku!” teriaknya marah.

Dia terisak dan mengambil ponselnya. Ya, dia harus mencari tahu tentang gadis yang ditemui Levin.

“Kamu menghancurkan hubunganku. Aku akan menghancurkanmu sehancur-hancurnya.” Dia sudah bertekad akan menyingkirkan wanita itu. Apa pun caranya.

Drttt ....

Dia melihat email yang masuk. Data yang dikirim orang suruhannya.

“Ternyata gadis OG di kantor Levin waktu itu.” Smirknya muncul.

“Akan aku buat hidupmu seperti neraka,” ujar Heize. Besok dia akan memulai rencananya dan dia akan menemui Nyonya Aldrick agar pernikahannya dengan levin dipercepat.

TBC

Jejaknya Guys.

Hiks Kira-kira bagaimana Heize memisahkan mereka? Bagaimana hubungan Levin dan Nami yang baru saja mereka bangun? Ikuti part-part selanjutnya.

Jejaknya

Posesif Bos! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang