7

63.9K 4.2K 38
                                    


🌺Happy Reading🌺

Sejak tadi pria yang berbaring menyamping itu senyum-senyum sendiri.

Tangannya menyangga kepalanya dan satu tangannya digunakan untuk membelai wajah polos yang tertidur itu.

"Ck, bagaimana bisa ada gadis sepolos dia?" gumamnya.

Flashback

Beberapa kali mata Nami mengerjab lucu saat bibirnya dibungkam oleh bibir Levin.

Wajahnya sama sekali tak menunjukkan tanda-tanda malu. Justru ia kebingunan. Bahkan dengan polosnya dia menyuarkan perasaannya kepada Levin.

"Kenapa bibir Pak Levin seperti siput. Berjalan lambat di atas bibirku?" tanyanya membuat Levin menjadi salah tingkah.

Dia bukan berjalan di bibir Nami. Gadis itu hanya tidak tahu jika Levin melumat bibirnya.

"Ck, bibirmu perlu dihukum karena berani mengatai saya." Nami cemberut saat Levin ketus dan membahas hal tadi.

"Saya hanya mengatakan sebenarnya," ujar Nami. Levin sendiri masih beta berada di atas Nami. Memerhatikan dari jarak yang sangat dekat wajah gadisnya.

"Kamu akan mendapat hukuman jik---" Tiba-tiba Nami menjerit membuat Levin kaget.

"Kyaaaaaaaa! My first kiss!" teriaknya. Dia bangun dan mendorong Levin di atasnya.

"Huwaaaaa Pak Levin mesum! Dasar Bos-bos bar-bar!" Dia memukul Levin keras. Sebenarnya siapa yang bar-bar?

Levin menangkap tangan Hanami. Membuat Nami menatapnya dengan tatapan marah. Bibirnya bahkan melengkung dengan mata memerah.

"Hikssss Pak Levin jahatttt!" Dia akhirnya menangis. Levin tidak tahu harus berbuat apa. Dia menarik Nami ke dalam pelukannya.

"Sttt ... kamu bisa membangunkan orang lain jika menangis teriak seperti itu," ujar Levin mencoba mengelabui Nami lagi.

"Hikss ta--tapi pak Levin mesum," cicitnya.

"Saya tidak mesum. Bibir saya tidak sengaja menabrak bibir kamu," kilahnya.

Nami dan Levin sama-sama diam. Sampai akhirnya Nami jatuh tertidur di pelukan hangat Levin.

Levin membawanya berbaring. Dia tertawa kecil dan senang karena menjadi pertama mengambil ciuman Nami.

Flashback off

Levin POV

Sudah lama aku tidak tertawa. Namun, kehadiran Nami yang begitu polos membuatku hidupku seketika berwarna.

Apakah aku mencintainya?

Aku tidak tahu seperti apa itu cinta. Benarkah gadis sepertinya trlah berhasil masuk ke dalam relung hatiku?

Aku termenung. Memikirkan tingkahku kepada Nami. Aku tak rela saja jika dia berdekatan dengan pria mana pun.

Aku ingin Nami didekatku. Berada pada pengawasanku. Bahkan keluar kota hanya pekerjaan kecil. Namun, aku ingin saja pergi.

Aku tak tahu. Aku ingin berduaan dengan Nami. Jauh dari urusan kantor. Padahal aku orangnya tak bisa lalai dalam pekerjaan kantor.

"Enghhhh!" Dia melengguh setelah tidur cukup lama.

"Pak Levin," panggilnya dengan serak. Aku mengakui jika wajah bangun Nami terlihat seksi.

"Iya?" Sial suaraku ikutan serak.

"Aku lapar," ujarnya sambil memengan perutnya.

"Baiklah. Sebaiknya kamu mencuci muka dulu. Aku akan memesan makanan." Dia mengangguk.

Penurut sekali gadisku.

Aku memesan makanan. Tentunya aku memesan makanan favoritenya. Aku tahu makanan kesukaannya karena sudah mencari tahu tentangnya sejak pertama kali melihatnya di kantor.

Nami ikut bergabung di sofa saat dia sudah keluar dari kamar mandi. Sepertinya moodnya kurang bagus. Terlihat dari dia hanya diam saja.

Aku keluar setelah mendengar ketukan dari luar. Mengambil makanan dan membawanya ke dalam.

"Makan," ujarku. Dia langsung memakannya lahap. Apa dia akan badmood jika lapar?

Sesekali aku meliriknya dari ekor mataku. Cara makannya sama seperti anak kecil.

"Aku ingin keluar mencari angin," ujarku. Dia mengangguk saja. Harusnya dia berkata ingin ikut.

"Aku akan menunggu di sini," lirihnya. Aku semakin melihatnya murung.

"Ada apa?" tanyaku tak bisa melihat wajah murungnya. Dia menatapku dengan sedih.

"Aku ingin ikut, tetapi aku tak punya uang buat jalan-jalan," ujarnya. Gemas dan kasihan melihatnya.

"Ayo. Kali ini akan aku traktir," ujarku membuat awan mendung dalam netranya perlahan tersingkir digantikan matahari yang cerah.

"Wah ... wah ... Pak Levin akan meneraktirku?" tanya begitu semangat. Aku mengangguk.

"Yeyyyy! Aku akan ganti pakian dulu!" Dia meninggalkanku yang cengo melihat tingkahnya.

"Menarik," ujarku dan tersenyum. Aku akan membawany keliling kota Jeju dan berharap di sana aku bisa melakukan hal romantis kepadanya.

TBC

Jejaknya Guys :) Makasih Supportnya. 🌺🌺🌺🌺

Posesif Bos! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang