"Arai.." panggil Jeno ketika ia sampai di rumah Arai pagi ini sebelum ia berangkat ke sekolah.
Tak lama pintu rumah Arai terbuka dan menampakkan Arai yang sudah siap dengan seragam sekolahnya.
Tapi jalannya pincang.
"Loh Rai, kok kamu pakai baju sekolah? Bukannya semalam udah aku bilang buat kamu hari ini gak masuk aja ya kalu kaki kamu masih sakit?" Tanya Jeno memastikan.
Arai memang murid yang rajin, jadi Jeno khawatir kalau Arai itu menghawatirkan perizinan hari ini.
Mungkin Arai khawatir di absensi-nya nanti akan ada tanda Alfa atau tidak hadir tanpa keterangan karna tidak percaya akan Jen yang akan membuatkannya surat izin.
"Iya, Kama semalam emang bilang begitu" ujar Arai sembari duduk terasanya untuk memasang sepatu.
"Terus kenapa masih mau berangkat sekolah? Kaki kamu aja buat jalan susah Rai" ujar Jeno tak habis pikir dengan jalan pikiran Arai.
Arai terkekeh.
"Gapapa kok Kama, kan hari ini kita ada ulangan bab 6 Fisika, jadi sayang kalau Arai gak ikut" ujar Arai.
Jeno menghela nafas dan mendudukkan dirinya di tepian teras rumah Arai.
"Nanti kan bisa ulangan susulan Rai.. gak perlu di paksain, nanti kamu kenapa-kenapa gimana? Gak usah sekolah aja dulu ya, istirahat di rumah, toh cuma ulangan biasa Rai, nanti kan bisa ikut ulangan susulan kalau kaki kamu udah sembuh" ujar Jeno khawatir.
Arai tersenyum lembut mendengar penuturan Jeno yang seolah mencemaskan keadaannya.
"Kan ada Kama yang bantuin Arai jalan" ujar Arai yang membuat Jeno mendengus.
"Sekolah kita lumayan jauh loh Rai buat kaki kamu yang pincang gitu, nanti kenapa-kenapa, jangan aja deh" larang Jeno.
"Lagian pakai acara manjat segala" gerutu Jeno yang membuat Arai mendelik.
"Ya kan salah Kama juga yang narik Arai huh" balas Arai tak terima.
"Iya iya aku yang salah, dah sana ganti baju, aku juga udah bikinin surat izin buat kamu" ujar Jeno sembari membuka resleting tasnya dan mengeluarkan selembar kertas yang berisikan surat izin Arai.
"Tapi Arai bosan di rumah sendiri Kama, Arai mau sekolah aja.." lirih Arai tidak enak hati dengan Jeno yang sudah membuatkannya surat izin.
Jeno menatap wajah sedih Arai yang menunduk itu.
Menghela nafas palan, Jeno memasukkan kembali kertas tersebut ke dalam tas-nya.
"Ya sudah, sini aku gendong aja" ujar Jeno.
Arai terkekeh dan menggeleng.
"Gak perlu Kama" tolak Arai.
"Jauh Arai, jangan ngeyel bisa?" Ujar Jeno dengan aura mendominasi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Cage
FanfictionUbah Judul, dulunya The Prince Fell In Love Mengisahkan tentang seorang pangeran yang jatuh cinta pada seorang murid dari 'Sekolah Zanim' yang tak lain adalah sekolah milik orang tuanya itu. Pangeran tersebut bernama Jeno, anak dari seorang Raja. I...