"Ayah, ini sudah tahun ke-tiga, apa Jeno sama sekali tidak boleh keluar sebentar saja? Jeno ingin bertemu dengan Arai ayah" ujar Jeno memohon pada ayahnya.
"Tidak ada Jeno, fokus pada semua ini, ini juga untukmu, bukannya kamu ingin cepat selesai agar bisa bertemu dan menikah dengan Arai?" Tanya Ayah.
"Tapi masih lama ayah, Jeno sangat merindukan Arai, sudah tiga tahun Jeno tidak melihat Arai ayah" ujar Jeno.
"Lalu foto siapa yang setiap malam kamu pandangi Jeno? Itu foto Arai yang baru saja kamu dapatkan dari pengawal yang selalu jadi perantara antara kamu dan Arai kan?" Tanya ayah.
Jeno mengangguk.
"Iya ayah, itu foto yang seminggu lalu Jeno dapatkan, itupun Jeno yang meminta, kalau tidak, Arai tidak akan berani mengirimi Jeno foto, tapi rasanya masih kurang, Jeno ingin bertemu dengan Arai ayah, Arai semakin berisi Jeno suka itu, pipinya semakin bulat, rasanya Jeno ingin mengigit nya" ujar Jeno yang membuat ayah mendelik.
"Kamu kira pipi Arai makanan? Sudah sudah, tidak ada pertemuan! Kalau kamu curang, akan ayah undur tahun penobatan mu sebagai raja biar nanti kamu semakin lama bertemu dengan Arai" ancam ayah.
Jeno menghela nafas berat.
"Ini demi kamu Jeno, ayah melakukan ini semua demi kebaikan mu, masalah cinta itu bisa kamu dapatkan nanti, Arai juga sudah terbukti ketulusannya, sebelum dia mengetahui kamu sebagai pangeran, dia sudah mencintai kamu dengan tulus, selesaikan semuanya, tinggal dua tahun lagi, itu bukan waktu yang lama, lalu jemput Arai untuk datang ke istana" ujar ayah menyemangati Jeno.
Jeno mengangguk pelan.
"Baiklah ayah. Jeno kembali ke kamar dulu, untuk istirahat, nanti Jeno ada pelajaran lagi" ujar Jeno.
"Ya, kembalilah ke kamar mu" ujar Ayah.
Jeno pun beranjak dari sana menuju ke kamarnya.
Sepemergian Jeno, Jingga datang menghampiri sang ayah dan duduk di pangkuan ayahnya.
"Kasian kakak, setiap malam kakak selalu menangi, kadang juga kakak tidur sambil nyebut nama kak Arai, apa tidak boleh mereka bertemu sebentar saja ayah?" Tanya Jingga di bukunya.
Sang ayah yang membaca itu tersenyum lembut.
"Tidak boleh sayang, kakak mu harus di latih kesabaran dan kekuatannya, kalau menghadapi masalah cinta saja sudah menyerah dan lembek, bagaimana nanti kakak mu mau menjadi pemimpin? Ayah melakukan semua ini untuk kakakmu, biar kakak mu nanti menjadi pemimpin yang penyabar dan punya pendirian" jelas Ayah.
"Tapi Jingga tidak tega melihat kakak" tulis jingga dengan ekspresi wajah nya yang kini murung.
"Tidak tega melihat kakak atau Jingga juga rindu kak Arai? Ayah lihat Jingga juga sering melihat foto kak Arai waktu kakak nya sedang belajar dan dalam bimbingan iya kan?" Tanya ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Cage
FanfictionUbah Judul, dulunya The Prince Fell In Love Mengisahkan tentang seorang pangeran yang jatuh cinta pada seorang murid dari 'Sekolah Zanim' yang tak lain adalah sekolah milik orang tuanya itu. Pangeran tersebut bernama Jeno, anak dari seorang Raja. I...