22.Golden Cage✨

917 85 3
                                    

Hari kelulusan tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari kelulusan tiba.

Arai datang bersama Ayahnya.

"Cari siapa Rai?" Tanya ayah pada sang anak.

Arai yang dari tadi seperti mencari seseorang itu menoleh kepada ayahnya.

"Arai mencari Kama ayah, apa ayah ada liat Kama?" Tanya Arai pada ayahnya.

Sang ayah menunjuk ke sebelah pojok barisan depan.

"Itu Kama dengan datang dengan ayahnya" ujar ayah Arai.

Arai menoleh ke arah tunjuk ayahnya itu.

Benar, ia melihat Jeno sedang duduk bersampingan dengan seorang pria paruh baya.

Sepertinya itu wali dari jeno yang datang, sudah jelas kalau itu bukanlah Raja atau ayahnya Jeno.

Jeno tampak hanya menunduk tanpa semangat.

Berminggu-minggu tidak bertemu, rasanya Arai ingin menghampiri dan menyapa kalau saja ia tidak ingat siapa Jeno.

Yang bisa Arai lakukan sekarang adalah memperhatikan Jeno dari kejauhan untuk melepas rasa rindunya.

"Rai!!" Teriak Jay yang baru datang dengan Ayahnya.

Itu membuat Jeno menoleh karna nama Arai terpanggil.

Arai segera menolehkan wajahnya ke arah lain saat Jeno mendapatinya sedang memperhatikannya.

"Iya kak" balas Arai pada Jay.

Jay duduk di samping Arai bersama ayahnya yang duduk di sampingnya juga.

Posisi nya Arai dan Jay di apit oleh masing masing ayah mereka.

"Rai, aku akan ikut ayah ku setelah ini ke kota" ujar Jay.

"Oh ya?" Tanya Arai seadanya.

"Iya! Aku bakalan kerja di sana Rai, cari uang untuk kita menikah suatu saat nanti" ujar Jay yang membuat Arai menelan ludahnya paksa.

"S-serius kak?" Tanya Arai takut takut.

Jay mengangguk dan mengusap rambut Arai.

"Iya Arai, aku serius, tapi lama ya Rai, soalnya aku harus kumpulin uang yang banyak untuk pernikahan kita nanti, aku juga harus kumpulin uang buat kita hidup berumahtangga nanti, aku mau saat kita sudah menikah, kita tidak terpisah, kita akan berkebun berdua Rai" ujar Jay.

Sungguh Arai rasanya ingin menolak mentah mentah.

Bagaimana dia bisa hidup dengan orang yang tidak ia cintai?

Tapi ia tidak bisa menolak, ia takut Jay akan menyebarkan berita pemalsuan identitas itu.

"Iya kak Jay gapapa" jawab Arai pelan.

Dari kejauhan Jeno mengepalkan tangannya melihat bagaimana Jay seolah memberikan tatapan mengintimidasi untuk Arai.

Jeno tau, setiap ucapan yang keluar dari mulut Jay itu adalah bentuk ancaman secara tidak langsung.

Golden CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang