Jeno pagi ini sudah berada di kota setelah perjalanan yang lumayan melelahkan.
Saat berada di perbatasan antara wilayah Zanim tadi, Jeno meminta dua pengawalnya untuk berjaga disana.
Takutnya ada oknum nakal yang akan mengambil barang bawaan mereka dan juga kuda kuda yang menjadi kendaraan mereka itu.
Jeno dan pengawalnya kini sudah mengubah penampilan mereka sebagaimana penduduk kota.
"Benar si sini?" Tanya Jeno pada supir taxi yang mengantarkan mereka ke alamat yang tertera di sana.
"Bener pak" jawab supir taxi itu.
Jeno mengangguk dan masuk ke sebuah jalan sempit yang di sampingnya itu deretan rumah-rumah yang tak bercelah.
Jeno terus menelusuri jalan itu hingga ia menemukan rumah yang sederhana yang di apit oleh rumah lainnya.
Jeno meringis.
Ini benar rumah? Dalam hati Jeno bertanya tanya.
Sebab keadaan penduduk Zanim jauh lebih nyaman dari di sini.
Belum lagi Arai, Arai sangat senang tinggal di rumah yang tenang dan nyaman.
Ah kasian Arai nya harus menanggung semuanya.
Tok tok tok
Jeno mengetuk pintu rumah tersebut.
Dan keluar lah seseorang yang tidak Jeno kenali.
Mungkin orang tua dari Jay?
"Permisi, bisa saya bertemu dengan Arai?" Tanya Jeno.
"Oh Arai-nya tidak ada" jawabnya.
"Kemana kalau saya boleh tau?" Tanya Jeno lagi.
"Arai bekerja dengan kedua orang tuanya di percetakan batu bata"
Entah kenapa dada Jeno rasanya sakit, terasa di remas dari dalam.
Arai bekerja?
Percetakan batu bata?
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Cage
FanfictionUbah Judul, dulunya The Prince Fell In Love Mengisahkan tentang seorang pangeran yang jatuh cinta pada seorang murid dari 'Sekolah Zanim' yang tak lain adalah sekolah milik orang tuanya itu. Pangeran tersebut bernama Jeno, anak dari seorang Raja. I...