Jeno kini mengobati dan memperban leher Arai yang sempat berdarah karna luka pisau tadi.
Memang tidak dalam lukanya, tapi luka itu cukup membuat Arai meringis saat Jeno mengobatinya.
Arai menatap suaminya itu takut takut.
Selama mereka bersama, dia tidak pernah melihat marah, dan tadi itu sangat mengerikan.
Belum lagi Jeno sampai saat ini tidak buka suara.
Tatapannya masih tajam dan rahangnya masih mengeras.
Saat Jeno ingin beranjak, Arai dengan cepat menarik pakaian yang Jeno gunakan.
"S-sayang" cicit Arai.
Jeno menghela nafas dan perlahan raut wajah tegasnya berubah menjadi lembut, ia menatap Arai.
"Iya ay" jawab jeno lembut.
"Kama marah sama Arai?" Tanya Arai pelan.
Jeno menggeleng dan berjongkok di hadapan Arai yang duduk di atas ranjang itu.
"Ya, aku marah, aku marah karna kamu pergi tanpa pengawalan siapa siapa, dan gak izin sama suami" ujar Jeno.
Arai menunduk diam.
"Kamu gak tau ay betapa kaki ku rasanya lemas melihat keadaanmu yang di sandera tadi, bagaimana aku menguatkan diriku sendiri demi menyelamatkan mu" ujar Jeno.
"Aku bukan takut pada mereka, tapi aku takut kamu terluka! Aku takut bayi yang ada di dalam perut mu itu kenapa-kenapa!"
"Tolong ingat! di dalam perutmu itu ada anak kita, ada bayi ay, tolong jangan lakukan hal ceroboh seperti itu lagi, pergi sendirian dan tanpa izin dari suami. Itu salah ay, aku tidak suka itu" lanjut Jeno.
"Iya maaf" cicit Arai pelan.
"Liat suami ay" titah Jeno.
Arai menatap Jeno dengan tatapan yang bergetar, siap untuk menangis.
"Aku khawatir ay, aku takut kehilanganmu, jadi mohon paham kalau aku marah seperti ini, anggap saja sebagai teguran atas kesalahanmu" ujar Jeno.
Arai mengangguk.
"Aku tanya, mau kemana tadi?" Tanya Jeno lembut.
"M-mau kerumah ibu hiks maaf" ujar Arai yang kini sudah terisak.
Jeno mengangguk.
"Kalau mau pergi itu kan harus di kawal ay, kalau gak harus izin dulu sama aku, kayak tadi kan, keadaan gak baik baik aja kamu malah keluar, bahaya ay" omel Jeno.
"Iya ish kan Arai udah minta maaf" ujar Arai kesal sembari memeluk leher Jeno.
Jeno mendengus.
"Sekali lagi kamu gitu aku marah beneran loh ay" peringat Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Cage
FanfictionUbah Judul, dulunya The Prince Fell In Love Mengisahkan tentang seorang pangeran yang jatuh cinta pada seorang murid dari 'Sekolah Zanim' yang tak lain adalah sekolah milik orang tuanya itu. Pangeran tersebut bernama Jeno, anak dari seorang Raja. I...