Waktu terus berlalu, hari hari di lalui keduanya tanpa kebersamaan lagi.
Semua sudah usai sejak satu tahun yang lalu tepatnya saat hari kelulusan.
Dari hari itu Arai benar benar tidak bertemu lagi dengan Jeno.
Jeno hilang bak di telan bumi.
Hanya tersisa beberapa kenangan tanda kalau Arai pernah bersama dengan Jeno itu nyata.
Bukan sebuah khayalan.
Kamera pemberian Jeno masih Arai rawat dengan baik, payung, dan juga kanvas beserta peralatan melukis yang Jeno kirim tiga hari setelah waktu terakhir mereka bertemu.
Jeno mengirimkan itu melalui pengawalnya.
Arai awalnya tidak mau menerima, tapi kata pengawal, hanya itu yang dapat membuat pangeran merasa lebih tenang.
Jadi Arai pun menerima itu dengan berharap Jeno lebih tenang menjalankan apapun yang sedang ia lakukan di dalam istana kerajaan.
Arai selama setahun ini ia selalu berada di rumah dan sesekali ikut kedua orang tuanya ke kebun.
Arai anak satu satunya, jadi orang tuanya sangat melarang Arai untuk jauh dari mereka, apalagi sampai ke luar kota.
Arai kemanapun selalu membawa kameranya saat keluar rumah.
Ada saja yang ia abadikan.
Setelah itu Arai akan menggambarnya di kanvas pemberian Jeno yang memang tidak sedikit jumlahnya.
Terhitung sudah satu tahun, tapi kanvas tersebut masih ada beberapa yang tersisa.
Ya memang, Arai tidak menggambar setiap hari, dan tidak setiap gambar yang Arai foto itu akan Arai lukis kembali pada kanvas.
Hanya foto yang Arai rasa berkesan saja.
Seperti foto kedua orang tuanya yang sedang berkebun, kucing yang sedang menatap matahari terbenam dan tak ketinggalan, Arai yang sangat menyukai hujan itu sering menggambar hujan yang menetes dari atap rumahnya.
Hidup Arai lebih tenang sekarang semenjak Jay pergi ke luar kota.
Walaupun ia kadang pulang tapi hanya sebentar saja, itu tidak mengganggu ketenangan Arai.
Arai fokus menekuni hobi nya memfoto dan melukis.
Merindukan Jeno itu juga salah satu hobi Arai yang tidak bisa di gambarkan melainkan hanya bisa di rasakan.
Arai yang dulunya memohon agar lupa dengan Jeno kalau Jeno bukan takdirnya itu, kini semakin terbayang dan rindu semakin menggebu.
Bagaimana mau lupa, kalau semua hobinya saja mengingatkannya dengan Jeno.
Bahkan semua peralatan hobi nya juga dari Jeno.
Lalu di mana celah Arai untuk bisa melupakan Jeno?
Arai juga tidak memaksakan diri untuk melupakan, kalau ia sedang teringat, maka ia akan menghabiskan waktu untuk mengingat Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Cage
FanfictionUbah Judul, dulunya The Prince Fell In Love Mengisahkan tentang seorang pangeran yang jatuh cinta pada seorang murid dari 'Sekolah Zanim' yang tak lain adalah sekolah milik orang tuanya itu. Pangeran tersebut bernama Jeno, anak dari seorang Raja. I...