Hallo, maaf aku baru up lagi setelah sekian lama. Aku kerja di percetakan dan kesibukanku desain tiap waktu bikin aku susah luangin waktu🙏🙏
Tembus 75 komentar baru aku up lagi. Ayo silahkan ramaikan paragraf dengan komentar asik kalian!!!
"Lihat, salju pertama akhirnya turun."
Kakei Sumire mengarahkan pandangannya menuju kaca jendela. Ia terhenyak sesaat, salju.... pertama. Dan ini sudah lebih dari empat kali Sumire harus melewati momen indah ini sendirian.
"Andai saja kondisi Desa sedang baik-baik saja.... pasti akan di adakan festival rinne." Chocho berujar lagi dengan mulut di penuhi makanan.
Benar, sudah dua kali desa mereka melewati festival kembang api dikarenakan situasi tengah memburuk. Dua tahun lalu memang tidak terlalu ekstrim kerusakan yang di akibatkan oleh Kara, tapi tetap saja.... demi keselamatan bersama, petinggi desa menyuruh semua orang untuk diam di rumah.
"Sumire, apa kau tidak ingin membuat sebuah harapan?"
"A-aku...... tidak terlalu mempercayai-----"
"Ayolah, cepat berdoa agar seorang pria tampan segera meminangmu. Kita ini sudah dewasa, apa salahnya memikirkan tentang menikah? Ninja juga manusia, Sumire...."
Tidak habis-habis Chocho mengingatkan soal hal yang sama berkali-kali. Iya memang benar, ninja juga manusia, tapi----dasarnya Sumire tidak pernah memikirkan untuk ke arah sana, jadi mau bagaimana lagi?
Dia selalu menikmati kehidupan berdasar tingkatannya, tidak peduli mudah atau sulit.
"Usiaku bahkan masih 19 tahun...." sahutnya dibarengi senyum teduh. Membuat Chocho hanya memutar malas kedua bola matanya. "19 tahun usia yang pas untuk menikah."
"Lalu bagaimana denganmu? Kau sudah siap menikah?"
Pertanyaan dari Sumire membuat Chocho diam seketika. Nah, ini yang di sebuah senjata makan tuan. Kebanyakan orang tidak suka mengusik kehidupan orang lain namun mereka justru berlagak bisu jika di tanyai hal serupa.
"Chocho.... ngomong-ngomong aku tidak bisa lama disini. Ada hal yang harus aku selesaikan di ryutan."
"Kau ini apa tidak bosan bekerja terus?"
"Katasuke Sensei sudah memberi ku kepercayaan, aku tidak boleh menyia-nyiakan itu."
"Ya.... ya.... aku paham." ujar Chocho dengan berat hati. Sebenarnya dia masih mau mengobrol banyak dengan Sumire, dirinya merasa kesepian karena tidak pernah membagi cerita dengan sahabat perempuannya. Sarada? Tck, jangankan mengobrol, ketika berpapasan saja Sarada seolah tak melihatnya ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND THE WAR [END]
Mystery / ThrillerKrak!!! Uzumaki Boruto mematahkan leher Amado tanpa belas kasihan sedikitpun. Sorot mata tajam penuh intuisi itu seakan tengah membaca perencanaan matang di balik kaca mata hebat pria tersebut yang bisa melihat aliran chakra serta merekam suatu keja...