10

1.1K 111 81
                                    




Hallo haloo, kalau mau aku up lagi besok, jangan lupa ramaikan paragraf dengan komentar-komentar asik kalian. Ramaikan ya... aku tunggu..

Terimakasih.












Terimakasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












Fumika memperhatikan gadis di depannya yang dari tadi sibuk bolak-balik sambil menggigit jari. Ini sudah berlangsung cukup lama, bahkan cemilan kue kacang Fumika pun sampai habis. Padahal isian kue kacang itu ada satu toples berukuran sedang.

Kalau saja Akita ada disini, dia pasti akan mengomeli Sumire habis-habisan karena tidak mau berbagai keluhan yang dia rasakan. Inuzuka Akita itu tidak suka jika seseorang menyembunyikan sesuatu darinya. Apalagi jika hal tersebut bersangkutan dengan keselamatan penduduk desa.

"Sumire, kau ini dari tadi kenapa?"

".......... dimana kira-kira Amado menaruh dokumen penting itu?"

"Dokumen?" gumam Fumika dengan kening mengkerut bingung. "Aku tidak mengerti maksudmu."

"Apa kau ingat saat Amado membantu Kawaki untuk melenyapkan karmanya?"

"Iya..... itu.... sudah lama sekali,"

"Aku pernah memergokinya sedang mencatat hasil penelitian yang dia lakukan soal karma milik Kawaki-san dan Boruto-kun. Aku yakin dokumen itu tidak sempat dia bawa kabur."

"Sumire dengar, karma Kawaki dan Boruto itu berbeda. Bukankah dokter Katasuke sudah memberitahu kalau karma Boruto telah di ekstrak 100% oleh data-data Momoshiki?"

Kakei Sumire menarik nafas panjang lantas mendekati gadis tersebut. Ia memegang kedua bahu Fumika disertai tatapan serius. "Tepat setelah kejadian itu... hal-hal aneh mulai muncul kepermukaan."

Fumika masih berusaha memikirkan maksud dari kalimat Sumire. Dari awal dia memang tidak masalah jika gadis tersebut punya semangat tinggi untuk melakukan penelitian soal segel karma. Dia cuma heran, mengapa Sumire begitu gigih dengan tujuannya kali ini?

"Kau mengkhawatirkan Boruto atau Kawaki?"

Pertanyaan Fumika membuat Sumire seakan terjebak. Ia bahkan sampai kerepotan untuk memilah kata yang pas sebagai jawaban.

"Jujur saja, kau menyukai salah satu diantara mereka. Iya, kan?"

"Tidak. Tidak begitu, Fumika. Jika kita tidak memikirkan tentang mereka dulu, bagaimana cara kita bisa membantu Konoha keluar dari permasalahan ini?" Sumire menghela nafas, "Lagi.... ancaman Kara masih belum berakhir. Tapi aku sangat yakin bahwa bukan hanya Kara yang menjadi musuh kita."

"Otsutsuki?"

"Ya, aku yakin Otsutsuki sedang memanfaatkan kesempatan ini. Mereka akan datang saat kita lengah menghadapi Kara."

BEHIND THE WAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang