12

1.4K 107 101
                                    







Halloo, aku up lagi karena komentarnya konsisten ramai hehehe...

Makasih semua yang udah meramaikan komentar, terimakasih sebanyak-banyaknya....

Intinya ramaikan terus paragraf dengan komentar asik kalian jika ingin aku rajin up ya.

Sekali lagi, terimakasih banyak....










Sekali lagi, terimakasih banyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














Boruto bangun pagi-pagi sekali untuk membuatkan Sumire teh hangat, di luar sedang berlangsung hujan yang cukup deras. Membuat suasana jadi tampak sepi karena banyak yang enggan untuk keluar di tengah-tengah cuaca seperti ini.

Kerap kali ia melihat kearah jendela, memastikan di luar sedang tidak ada siapa-siapa. Uzumaki Boruto menarik nafas panjang, ia duduk di sebuah kursi meja makan sambil menunggu airnya mendidih.

"Sedang apa?"

"Mengapa bangun?" sahutnya melemparkan pertanyaan balik mana kala melihat perempuan ini keluar dari dalam kamar. "Mau mandi?"

"Iya.... badanku terasa.... lengket."

Uzumaki Boruto menarik sudut bibirnya hingga membentuk senyum miring. "Maaf....."

"Aku lelah sendiri dengan kebiasaanmu, Boruto-kun."

Sumire beranjak menuju kamar mandi, sedangkan Boruto justru terkekeh pelan atas perkataan si gadis barusan. Bukannya merasa bersalah, dia justru merasa gemas melihat tingkah Sumire jika sedang kesal dengannya.

"Boruto-kun, setelah ini kau pergi saja.... aku yakin Fumika akan kemari sebentar la------"

"-usir saja dia."

"Apa---? Tidak. Boruto-kun, kau saja yang pergi."

"Tidak. Tidak mau, Sumire." tolak pria tersebut lagi dengan tatapan nyalang kearah gadisnya. "Mengapa malah lebih membelanya dari pada aku?"

"Astaga, Boruto-kun... Fumika sahabatku di tempat kerja. Dia orang kedua setelah Nona Akita yang mengenal diriku dengan sangat baik disana."

"Lalu kau anggap aku apa? Kucing?"

Susah memang berdebat dengan orang keras kepala. Sumire hanya bisa mendengus pelan lalu melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi.

Dia berharap Boruto akan punya kesadaran sendiri untuk pergi dari sini sebelum Fumika memergoki mereka berdua. Iya kalau Fumika duluan yang datang? Bagaimana kalau Sarada? Atau paling parah Chocho?

Hubungan mereka berlangsung diam-diam memang atas persetujuan kedua belah pihak. Jadi segala resiko memang sudah keduanya pikirkan matang-matang sebelumnya.

BEHIND THE WAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang