Krak!!!
Uzumaki Boruto mematahkan leher Amado tanpa belas kasihan sedikitpun. Sorot mata tajam penuh intuisi itu seakan tengah membaca perencanaan matang di balik kaca mata hebat pria tersebut yang bisa melihat aliran chakra serta merekam suatu keja...
Sebenernya belum bisa up karena target komentar tidak sesuai, tapi karena aku sedang mood. Aku lanjut aja lagi yaaaa,
Mau menyampaikan juga kalau cerita ini tidak memiliki chapter sepanjang cerita sebelah, jadi mungkin hanya bertahan belasan chapter🙏
70 komentar baru aku up ya....
Yuk yuk semangat meramaikan paragraf dengan komentar asik kalian!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Boruto, Sarada dan Mitsuki kini sudah berada di kantor Hokage. Ketiganya menghadap Shikamaru begitu pria tersebut mengutus seseorang untuk memanggil tim tujuh.
Dari tadi pun, sejak awal Shikamaru mulai membicarakan hal-hal penting. Pandangan Boruto terkesan begitu menusuk. Dia tidak dengar apa saja yang sedang menjadi topik pembicaraan kali ini, dalam pikiran Boruto hanyalah cara untuk melenyapkan ayah dari Shikadai ini saja.
Dia sudah terlalu jengah dengan kehadiran Shikamaru yang menurutnya tidak berefek apa-apa setelah menjabat sebagai Hokage ke-delapan desa Konoha. Hadirnya figur Shikamaru dalam menjadi kepala desa justru semakin memperkeruh suasana. Apalagi Boruto yakin, kalau ada yang tidak beres sedang terjadi dalam diri pria berambut nanas itu.
"Mengapa harus orang-orang dari departemen alat ninja sains yang mengurusnya? Masih banyak ninja hebat lain, contoh saja Orochimaru-sama?" sela Sarada di tengah-tengah pembicaraan penting saat ini.
Shikamaru tampak menghela nafas panjang dan membuangnya perlahan-lahan, "Orochimaru sedang pergi ke suatu tempat untuk meneliti hal lain. Dia bersama Tsunade-sama,"
"Sekelas Sannin legendaris harusnya-----"
"Sarada, bisakah kau dengarkan saja perkataan ku dan jangan banyak membantah?"
"Tenang dulu....." Mitsuki dengan suara lembut mencoba untuk menenangkan gadis itu. Sementara Boruto masih bungkam dari tadi karena dia benar-benar sudah muak ada disini.
Jika bukan karena ancaman Eida pada Sumire maka Boruto sudah memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya dalam berkelana. Dia juga sudah sedikit penasaran, sampai dimana Sasuke melakukan perjalanan sendirian?
"Boruto, apakah dalam waktu dekat kau akan meninggalkan desa?" Shikamaru kali ini beritanya pada si kuning. Jujur saja, sebenarnya dia enggan. Namun Shikamaru juga penasaran seperti apa respon putra dari sahabatnya tersebut.
"Tergantung situasi."
"Aku harap kau tetap di desa, masalah Kawaki.... aku akan memikirkan cara lain untuk menemukannya."
"Tetap diam macam orang bodoh tidak akan menghasilkan apa-apa."
"Begitu? Jadi kau pikir aku bodoh?"
"Ya. Kau bodoh, dan berhentilah mengambil kursi 'Ayahku."