Krak!!!
Uzumaki Boruto mematahkan leher Amado tanpa belas kasihan sedikitpun. Sorot mata tajam penuh intuisi itu seakan tengah membaca perencanaan matang di balik kaca mata hebat pria tersebut yang bisa melihat aliran chakra serta merekam suatu keja...
Tembus 73 komentar baru aku lanjut ya? Nggak tembus maka aku akan lanjut hibernasi💁
Jadi, jangan lupa ramaikan paragraf dengan komentar 🙏
Dan kalau masih belum tembus jika, aku bakal balik lagi bulan depan, paling lama bulan februari deh aku balik lagi🙇
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Maaf, membuatmu harus terjebak denganku di situasi yang sangat sulit."
"Aku baik-baik saja,"
Boruto duduk di pinggiran ranjang kemudian menggenggam tangan sang gadis begitu erat. Tatapannya sedemikian teduh, Sumire pun tambah merasa tenang mana kala punggung tangannya di usap begitu lembut oleh pria ini.
Mereka, dua insan yang saling mencintai dari sudut pandang yang sama. Keduanya tidak ingin membeberkan hubungan mereka di hadapan publik atas persetujuan masing-masing.
Alasannya bukan hanya karena kondisi desa, tapi juga Sumire menghormati Boruto sebagai sosok Shinobi paling di segani seantero negeri. Mirisnya, semakin lama pria tersebut jutsru banyak mendapat kecaman dari berbagai pihak, yang mengatakan bahwa lelaki tersebut tega membunuh Ayahnya sendiri, Hokage ke-tujuh desa Konoha, pahlawan perang dunia ninja ke empat.
"Boruto-kun, lebih baik kau fokus pada tujuan awal.... membebaskan kedua orangtuamu."
"Aku akan memilih cara lain, setidaknya aku harus tetap ada disini untuk mengawasimu."
"Tapi aku bukan anak kecil-----"
"-Sumire dengar, Kara sedang menjadikanmu sebagai target mereka." wajahnya sedemikian dekat dengan perempuan tersebut. Tatapannya sedikit menajam, pegangannya pada tangan Sumire yang awalnya lembut kini terasa sedikit di tekan. "Kau satu-satunya alasanku masih mengingat Konoha."
Kakei Sumire menarik sudut bibirnya hingga membentuk senyum hangat, gadis itu kemudian memegang rahang tegas Boruto, lalu mengusapnya dengan penuh kelembutan disertai tatapan sedemikian tulus dari sana.
"Kau memang keras kepala, aku heran... mengapa aku bisa jatuh cinta dengan pria keras kepala sepertimu?"
"Karena aku Boruto."
"Tidak, aku mencintaimu bukan karena namamu."
"Kenapa? Karena aku anak dari seorang Hokage sekaligus Byakugan no hime?"
"Empat tahun kita bersama dan kau masih belum tahu alasannya?"
Boruto mengernyitkan dahi, membuat Sumire tertawa lucu melihat mimik sang pria saat ini.
"Karena kegigihanmu, karena kecintaanmu pada Konoha."
"Hime....."
Wajah Sumire tiba-tiba merona mendapat panggilan seperti itu. Jantungnya bahkan berdegup kencang, seketika ia menatap kearah lain akibat rasa malu yang menghantuinya sekarang.