22

1.1K 95 182
                                    





Jangan lupa ramaikan paragraf dengan komentar asik kalian. Ngomong-ngomong dah menurun lagi ya bestiee, potong alur nggak nih? Tanpa bonus chapter kalau ending tiba-tiba yakkk, wkwkkww...

Terimakasih sudah mampir ke fanfiction ini....


















Terimakasih sudah mampir ke fanfiction ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















Sudah empat hari Boruto tidak pulang ke rumah, terakhir... sebelum pergi pria tersebut hanya berpesan pada Sumire untuk tetap tinggal dengan keluarga Hyuga karena kepentingannya kali ini benar-benar mendesak.

Dia begitu sibuk, karena dari semua ninja... kemampuan Boruto lebih mumpuni dari mereka semua. Ini bukannya sombong, tapi sebuah kenyataan yang menarik fakta tersebut muncul ke permukaan. Kekuatannya sudah setara dengan Otsutsuki, dan karena itulah... Boruto terpilih sebagai lawan yang pas bagi mereka.

"Sumire-sama.... lantainya sudah saya pel, baju-baju kotornya biar saya saja yang----"

"Tidak usah, Bibi sudah banyak membantuku..." ujar wanita tersebut sambil memilah warna baju yang berbeda. Takutnya jika semua warna di campur, nanti akan luntur?

Lagi pula Sumire sebenarnya tidak membutuhkan bantuan seseorang, dia bisa mengerjakan semuanya sendiri. Tapi Hiashi Hyuga malah memaksanya dengan bilang kalau Sumire tidak boleh kelelahan.

Alasannya selalu saja begitu, selalu tentang kandungannya. Dia tidak boleh begini, tidak boleh begitu agar janinnya baik-baik saja. Sumire tahu, dia pun sering memeriksakan kandungannya ke rumah sakit. Dan yang menangani langsung adalah Sakura.

"Sumire-sama, jangan lupa pesan dari Hiashi-sama.... anda harus pulang sebelum petang."

Wanita ini tersenyum hangat, "Lebih baik aku turuti kemauan Kakek mertua dari pada di jemput...."

Wanita paruh baya di belakangnya terkekeh kecil, agak tidak menyangka kalau wanita setenang dia bisa melucu juga.

"Bibi pulang duluan saja,"

"Saya takut di marahi Hiashi-sama..."

"Kalau begitu katakan pada kakek, aku sedang di rumah. Aku tidak kemana-mana."

"Nanti jika saya di paksa kemari, anda harus menerima kehadiran saya ya, Sumire-sama?"

Perempuan itu tertawa kecil menanggapi perkataan wanita tersebut. Dia pun hanya bisa menganggukkan kepala, iya kan saja lah dari pada repot?

Hingga tak berselang lama, wanita Hyuga itu pun akhirnya pamit pergi. Sekarang tinggal Sumire sendiri, dia akan menyelesaikan cucian bajunya setelah itu akan beristirahat sebentar di kamar.

Sumire tidak terlalu berharap kalau suaminya bisa pulang lebih cepat. Dia tahu kalau pekerjaan Boruto jauh lebih berat. Sebagai istri dari seorang Shinobi hebat, ia pun patut tahu diri. Dia pun tidak ingin egois karena hal ini menyangkut keselamatan Konoha.

BEHIND THE WAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang