Octella berkali-kali bolak-balik membuka Instagram ketika melihat postingan yang Kalandra buat. Pemuda itu sama sekali tidak memberi kabar jika dirinya akan pergi keluar.
Hari sudah hampir tengah malam tetapi gadis itu masih asik mengulang video itu. Kilatan api cemburu jelas terlihat di matanya. Octella berusaha menahan diri untuk tidak menelpon Kalandra mengingat hari ini sudah malam.
Kalandra tidak mengatakan apapun tentang hubungannya bersama Zendaya yang mulai membaik. Octella kira hubungan mereka masih mengalami keretakan seperti biasanya.
Jika dulu mungkin Octella akan ikut bahagia tapi saat ini Kalandra juga sudah menjadi miliknya, rasa keegoisan ingin memiliki Kalandra untuk dirinya sendiri kian meningkat setiap harinya.
"Lo bilang kalo lo itu punya gue, Kal," ucap Octella sambil memandang video itu, "gue ngga akan ngasih milik gue ke orang lain."
Ponsel itu berdering, menampilkan nama pemuda yang menjabat sebagai kekasihnya. Dengan cepat Octella langsung mengangkat panggilan itu.
[Halo? Maaf baru nelpon.]
Octella berdehem, "Ngga papa, pasti lo sibuk sama Zendaya, kan."
[Maaf, ya? Gue cuma pergi piknik sebentar.]
"Gue juga mau, Kal. Kita ngga pernah jalan keluar."
[Sayang ... Lo tau sendiri kita ngga bisa sebebas itu.]
Tatapa Octella menyendu, "Karena gue cuma orang ketiga?"
[No, gue ngga pernah bilang gitu.]
"Kalo gitu ayo jalan keluar, makan siang bareng aja udah lebih dari cukup buat gue, Kal," ucap Octella sedikit merengek.
Terdengar helaan nafas dari sebrang sana, [Oke, besok, ya? Tempatnya lo aja yang pilihin.]
"Serius?!"
[Iya, sayang.]
Octella berteriak senang, "Oke nanti gue tentuin tempatnya. Makasih, sayang, i love you so much!"
[Iya, gue tutup, ya? Good night, sweetheart.]
"Good night too, babe."
Octella melompat gembira, merasa senang karena permintaannya di turuti. Gadis itu kembali menatap ponselnya.
"Gue yang bakal menang, Zen."
***
Zendaya mengerjabkan matanya beberapa kali ketika matahari mulai memasuki celah-celah tirai. Wanita itu meraba kasur di sampingnya dan tidak menemukan siapapun. Pasti Kalandra sudah bangun sejak tadi.
Bangun perlahan, Zendaya mulai melangkah menuju kamar mandi. Matanya melirik kearah jam dinding, sudah hampir pukul sebelas siang. Tumben suaminya itu tidak membangunkan dirinya untuk sarapan? Zendaya tidak memikirkan hal itu, dirinya tetap melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi.
...
Kalandra duduk di depan televisi sambil memainkan ponselnya. Pemuda itu sama sekali tidak memperhatikan televisi yang menyala, tapi atensinya langsung beralih ketika mendengar suara pintu kamar yang terbuka.
"Udah bangun?"
Zendaya menatap malas, "Menurut lo?"
Kalandra terkekeh pelan, pemuda itu mematikan ponselnya lalu berjalan kearah Zendaya.
"Wanginya," puji Kalandra setelah mengecup pelipis istrinya sayang, "mau makan sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBIVALEN [END]
Teen FictionAmbivalen; perasaan bercabang dua yang bertentangan. Seperti ... Mencintai dan membenci dalam waktu yang bersamaan. Mereka hanya punya satu pilihan, mempertahankan cinta atau kebencian. Karena nyatanya hanya satu perasaan yang akan menang, dan se...