Suasana hari minggu di rumah Zendaya sedikit berbeda kali ini. Rumah yang biasanya selalu sepi sekarang mendadak ramai dengan kedatangan para sahabatnya.
Ini adalah minggu pertama di bulan kesembilan, itu membuat para sahabat Zendaya juga Kalandra menjadi sangat bersemangat menanti kehadiran sang ponakan.
"Sumpah ini bajunya lucu banget sat!" ucap Amira sambil mengangkat sebuah baju kodok berwarna hijau.
Inka yang sedang menyiapkan cemilan bersama Zendaya di dapur lantas tertawa mendengar jeritan senang dari Amira.
"Gue yang pilihin makanya bagus!" balas Inka sedikit berteriak.
Zendaya hanya tersenyum tipis, kebahagiaan macam apa yang sedang mereka nikmati? Kenapa Zendaya tidak bisa merasakannya juga?
"Ini Kalandra belanjanya ke Eropa apa gimana sih? Lama banget ngga pulang pulang," ucap Romeo seraya menggonta-ganti acara televisi.
Radit melirik sinis, "Tadi siapa yang sok ngasih ide ngga usah kabarin Kalan biar jadi kejutan?!"
"Tau tuh! Siapa ya?" tanya Romeo sambil melirik Raja yang sama sekali tidak tersindir.
"Mau ngasih kejutan tapi orang yang jadi target malah ngga ada," ucap Gazza dengan nada mengejek.
Mereka semua terkekeh pelan, atensi beralih ketika dua orang yang membawa nampan berisi cemilan datang dari arah dapur.
"Aduh ngapain bawa yang berat-berat sih? Kan bisa panggil gue," celetuk Raja ketika melihat mereka.
Pemuda itu mengambil nampan keduanya secara bergantian lalu menuntun Zendaya untuk duduk di sofa tunggal.
"Telepon Kalan dong, udah mau siang gini ngga pulang-pulang," pinta Radit seraya menatap mereka bergantian.
"Zran telepon zran, biasanya cepet kalo lo yang nelpon," ucap Gazza seraya mengambil gelas, matanya melotot ketika sadar dengan apa yang dia ucapkan.
Matanya melirik kearah Azran yang memandang tajam kearahnya, pemuda itu langsung bergumam kata maaf beberapakali.
"Tolol," bisik Radit sangat pelan.
Azran bisa melihat Zendaya yang tiba-tiba melirik kearahnya tadi. Pemuda itu menghela nafas lelah lalu membuka ponsel miliknya, berusaha menghentikan suasana yang mendadak canggung itu.
Tapi apa yang Gazza ucapkan itu benar adanya, baru beberapa detik panggilan itu langsung terhubung dengan Kalandra.
Gazza melirik takut kearah Zendaya, namun wanita itu terlihat tak perduli. Zendaya masih asik mendengarkan cerita kedua sahabatnya sambil menerima suapan buah dari Raja.
Tidak perduli ... Atau pura-pura tidak perduli?
"Pulang, gue sama temen-temen yang lain lagi di rumah lo," ucap Azran cepat, pemuda itu mengaktifkan speaker agar tidak menambah pikiran buruk wanita di hadapannya ini.
[Kenapa ngga ngabarin?]
Terdengar suara rusuh dari sebrang sana, sepertinya pemuda itu sedang membereskan barang-barangnya dengan tergesa-gesa.
"Lupa. Cepet, Kal."
[Iya, ini pulang.]
Azran mematikan panggilan setelah mendengar hal itu, kepalanya terangkat dan mendapati mereka semua sedang menatap kearahnya.
"Apa?"
Mereka serentak menggeleng lalu kembali ke aktivitas masing-masing. Azran menghela nafas panjang, setelah apa yang terjadi rasanya sulit untuk bersikap layaknya tidak tau apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBIVALEN [END]
Fiksi RemajaAmbivalen; perasaan bercabang dua yang bertentangan. Seperti ... Mencintai dan membenci dalam waktu yang bersamaan. Mereka hanya punya satu pilihan, mempertahankan cinta atau kebencian. Karena nyatanya hanya satu perasaan yang akan menang, dan se...