|| 49 | Sebuah Janji (Lagi) ||

1.3K 43 3
                                    

Kalandra mengerjabkan matanya ketika mendengar suara rengekan dari arah ranjang. Saat dirinya pulang semalam, Kalandra menemukan Zendaya yang sudah tertidur pulas begitupula dengan Keandra yang tertidur di sebelah wanita itu.

Kalandra memutuskan untuk tidur di sofa kamar untuk berjaga-jaga jika mereka membutuhkan sesuatu, walaupun sejatinya mereka tidak pernah terbangun sejak semalam.

Pemuda itu melirik kearah tirai, hari masih cukup gelap sekarang, dengan perlahan Kalandra bangun lalu melangkah mendekati putranya.

Setelah mengingat hal-hal yang kedua ibunya ajarkan barulah Kalandra dengan pelan mengangkat bayi yang sudah terbangun itu. Matanya seolah menatap Kalandra penuh binar.

"Laper, ya?" tanya Kalandra berbisik.

Bibir bayi itu terlihat mengerucut, tangannya yang bebas mulai bergerak-gerak seakan ingin menggapai wajah Kalandra. Pemuda itu sontak tersenyum tipis, matanya melirik Zendaya yang masih tertidur, setelahnya barulah Kalandra berjalan menuju pintu.

"Mau susu, hm?"

Tanpa Kalandra sadari, sebenarnya Zendaya juga ikut terbangun oleh suara rengekan itu, tetapi ketika Kalandra melangkah mendekat Zendaya kembali menutup matanya seolah dirinya tak pernah terganggu.

Matang menatap pintu yang sudah tertutup dengan pandangan yang sulit di artikan. Zendaya menghela nafasnya panjang, lalu kembali menutup matanya.

Mungkin lo emang bisa jadi ayah yang baik, walau sejatinya lo bener-bener suami yang buruk.

...

Kalandra menimang putranya dengan gerakan pelan menggunakan sebelah tangan sementara tangan yang satunya sedang membuat susu secepat yang ia bisa.

Setelah berhasil membuat sebotol susu, Kalandra melangkah menuju sofa di ruang tamu. Pemuda itu langsung menyodorkan susu hangat itu kepada bayinya.

"Tidur dong," suruh Kalandra saat melihat mata bulat anaknya masih terbuka lebar tak lupa dengan bibirnya yang menyedot susu hangat itu dengan cepat.

Kalandra menggoyangkan gendongannya dengan pelan, berharap bisa mengundang rasa kantuk si kecil.

"Malah gue yang ngantuk," gumam Kalandra sembari menyenderkan kepalanya di sandaran sofa.

Pemuda itu kembali melirik kearah anaknya, senyumnya langsung mengembang ketika melihat mata bulat itu mulai tertutup. Dengan semangat Kalandra kembali menimang kecil putranya.

Sekitar tiga puluh menit, Keandra nampaknya sudah tetidur pulas. Keandra dengan perlahan menarik botol susu itu, mendesah pelan ketika berhasil tanpa membuat putranya terbangun.

"Sekarang waktunya bobo sama Mama," bisik Kalandra di susul dengan tawa kecilnya.

Kalandra melangkah perlahan menuju kamar, dan langsung melangkah menuju ranjang. Dengan sangat pelan pemuda itu meletakan Keandra di samping Zendaya yang masih tertidur.

"Hey, hey, ayo lanjut tidur," bisik Kalandra ketika putranya merengek pelan, pemuda itu menepuk-nepuk punggung kecil Keandra.

Setelah berhasil membuat Keandra tenang kembali, pemuda itu bangkit lalu mendekat kearah Zendaya. Tangannya menarik pelan selimut sampai ke dada wanita itu.

Kalandra mengelus lembut pucuk kepala istrinya, bibir pemuda itu tersenyum sendu, "Mungkin ribuan kata maaf pun ngga bisa buat semuanya baik-baik aja, Ay, gue ngga akan minta kesempatan lagi, tapi gue janji gue bakal berusaha buat dapetin kesempatan itu sendiri."

Zendaya mengeratkan cengkraman pada selimut ketika merasakan Kalandra mengecup dahinya dengan lembut.

Zendaya rasanya ingin tertawa saat mendengar janji yang Kalandra ucapkan. Untuk apa lagi? Semuanya bahkan sudah sangat terlambat. Zendaya tidak menginginkan apapun yang berhubungan dengan pemuda itu.

AMBIVALEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang