Hari ini cafe tempat Kalandra bekerja sedang ramai-ramainya. Weekend seperti ini banyak sekali orang-orang yang datang berkunjung ke tempat ini.
Kalandra mengusap peluh di dahinya, karena ini hari libur jadi Kalandra bekerja sejak pagi, dan sekarang sudah hampir sore. Pengunjung yang tadinya sangat ramai mulai berkurang sedikit demi sedikit.
Pemuda itu menunggu pesanan yang akan di antar sembari mengipasi wajahnya dengan tangan.
Salah satu teman kerja Kalandra yang melihat hal itu terkekeh geli, "Semangat Kalandra."
Kalandra ikut terkekeh sambil mengepalkan tangannya di udara seperti yang gadis itu lakukan, "Siap, Kak."
Kalandra mendekat untuk mengambil sebuah nampan untuk di antar kepada para pengunjung.
"Meja 6, ya, Kal," ucap pria itu di balas anggukan mantap oleh Kalandra.
Pemuda itu langsung bergegas menuju meja enam, langkahnya cukup santai karena meja itu tak terlalu jauh dari posisinya.
Kalandra langsung meletakkan pesanan di atas meja yang di tempati seorang gadis, pemuda itu tersenyum tipis, "Selamat menikmati."
Senyuman tipis itu seketika luntur ketika gadis itu mendongak dengan senyum lebarnya, tak lupa tangan gadis itu ikut melambai pelan.
"Kalan! Tuh kan! Apa Alu bilang, kayanya kita beneran jodoh deh," ucap gadis itu dengan gembira.
Kalandra tersenyum agak terpaksa, "Selamat menikmati."
Alura menarik tangan Kalandra pelan ketika pemuda itu hendak melangkah, "Kalan diem di sini dulu."
"Gue lagi kerja, Lu," ucap Kalandra berusaha bersabar dengan segala tingkah gadis ini.
Alura tampak ingin berbicara lagi, tapi belum sempat berbicara, seorang gadis tiba-tiba berdiri di samping Kalandra sambil tersenyum lebar kearahnya.
"Hai," sapa gadis itu sambil menatap lekat kearah Alura.
Kalandra langsung melepaskan tangan Alura ketika gadis itu menoleh kearahnya, "El, ngapain ke sini?"
"Loh, emangnya gue ngga boleh ke sini?" tanya Octella dengan wajah datar, gadis itu mendudukkan diri di hadapan Alura yang memandang mereka bingung, "oh, Kalan, tolong pesenin kopi dong, kopi apa aja."
Kalandra hanya mengangguk singkat lalu meninggalkan keduanya. Pemuda itu berkali-kali menghela nafas panjang, entah kenapa dirinya merasa sangat lelah.
Octella menatap kepergian Kalandra, saat punggung pemuda itu tak terlihat lagi barulah Octella menoleh kearah Alura yang terlihat masih sedikit terkejut.
Alura tersenyum tipis ketika Octella menatap kearahnya, "Hai, Kak, aku Alura," ucap gadis itu sembari mengulurkan tangannya.
Octella mengangguk singkat seraya membalas uluran itu, "Octella."
Alura mengerjabkan matanya beberapa kali kemudian dengan perlahan mulai memakan hidangan yang di pesannya. Perasaan kurang nyaman mulai menyapa Alura ketika Octella terus menerus menatapnya.
"Makan, Kak," tawar Alura dengan senyum ramah.
Octella memutar bola matanya malas, "Lo temennya Kalandra?"
Alura mengangguk mantap, "Kita satu jurusan, tapi kita baru temenan beberapa hari yang lalu soalnya sebelum temenan Alu sebenernya suka sama Kalan, trus mau deketin Kalan, tapi Kalan-
"What the fuck! Lo mau deketin cowo orang?" potong Octella dengan wajah sedikit marah setelah mendengar hal itu.
Alura mengernyitkan alisnya, "Alu kan belum selesai ngomong! Tapi Kalan udah punya cewe, jadi Alu ngajak dia temenan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBIVALEN [END]
Novela JuvenilAmbivalen; perasaan bercabang dua yang bertentangan. Seperti ... Mencintai dan membenci dalam waktu yang bersamaan. Mereka hanya punya satu pilihan, mempertahankan cinta atau kebencian. Karena nyatanya hanya satu perasaan yang akan menang, dan se...