|| 12 | Mampu Tapi Tidak Mau ||

1.9K 69 1
                                    

Inka memutar balik mobil yang di kendarainya saat tidak sengaja melihat siluet dua orang yang dirinya kenal. Sebenarnya hanya satu orang yang Inka kenali dengan jelas sedangkan satu nya, Inka sedikit ragu.

Gadis itu mengikuti motor di depannya dengan jarak yang cukup dekat. Inka tidak menghiraukan resiko ketahuan yang sangat besar.

"Bangsat! Beneran dia," gumam Inka saat motor itu membelok kearah sebuah cafe.

Inka ikut menyusul kedalam saat kedua orang itu sudah memasuki cafe. Sebelum masuk, gadis itu membungkus dirinya dengan sebuah hoodie tebal berwarna hitam, belum lagi kacamata dan masker yang berwarna senada.

Inka berusaha mengabaikan rasa malunya saat orang-orang mulai menatapnya dengan heran.

"Kalandra setan!" maki Inka saat melihat dua orang yang diikutinya tadi duduk di salah satu meja.

"Octella juga setan!"

Tangan Inka sangat gatal ingin menghubungi Zendaya saat ini. Tapi itu tidak baik, Zendaya sedang hamil, wanita itu tidak boleh memiliki banyak pikiran buruk.

Setelah bolak balik membuka kontak, pilihan Inka jatuh kepada manusia gila yang berada di kompleks perumahan yang sama dengannya.

Gadis itu mengambil sebuah foto dan mengirimkan nya kepada Raja. Mata Inka sedikit membesar saat pemuda itu langsung membuka pesan yang dikirimnya.

"Raja ngga ada kerjaan apa gimana sih?" gumam Inka heran.

Inka semakin mengernyitkan heran saat Raja mengirimkan sebuah lokasi padanya.

Kirim alamat cafe nya, lo ke rumah sakit aja, Tante Nava masuk rumah sakit, ada Aya di sini.

Inka langsung berdiri membuat beberapa orang di sekitarnya memperhatikan Inka dengan heran. Inka tidak peduli, gadis itu berlari kecil kearah pintu keluar dan langsung menuju parkiran.

...

Kalandra tersenyum tipis kepada pelayan yang baru saja mengantarkan pesanan mereka. Pemuda itu beralih menatap gadis di hadapannya.

"Kenapa diem? Ayo makan dulu, bicaranya nanti aja," ucap Kalandra dengan senyuman tipis.

Octella bilang, ada hal yang ingin dirinya katakan kepada Kalandra, dan Kalandra sudah menebak apa yang akan gadis itu katakan. Ini pasti perihal Zendaya.

"Kal, gimana pernikahan lo?" tanya Octella yang sejak tadi diam.

Kalandra menunduk sesaat, "Apa yang mau lo bicarain, El?"

"Gue mau pindah keluar kota."

Mata Kalandra sedikit membulat karena terkejut, "Pindah? Kenapa?"

"Gue cuma butuh tempat asing, gue butuh lingkungan dan orang-orang yang baru," jawab Octella dengan senyum kecilnya.

"Tapi-

"Dan tentang perasaan gue," potong Octella membuat Kalandra menatap kearahnya.

Kalandra menatap gadis itu tanpa bicara seolah sedang menunggu penjelasan.

"Maaf gue udah lancang jatuh cinta sama lo," ungkap gadis itu membuat jantung Kalandra berdetak kuat.

Entah kenapa hatinya merasa gelisah, tetapi Kalandra tidak bisa mengelak dirinya juga merasakan sebuah perasaan lega, entah karena apa.

Octella menatap Kalandra yang masih diam, "Demi Tuhan gue udah berusaha buat ngelupain perasaan gue, Kal. Tapi ... Gue ngga bisa, dan bodohnya lagi gue malah ngelupain fakta kalo lo udah di jodohin."

AMBIVALEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang