Ashel sedang menyusuri lorong guna pergi ke ruangan kathrina, temannya. Derap langkah ashel terdengar di lorong yang cukup sepi. Ashel melewati beberapa dokter dan juga suster di lorong tersebut. setelah berjalan cukup lama, akhirnya ashel sampai di depan pintu yang ashel tuju. Ashel mengepalkan tangan nya dan mengangkat nya keatas.
Tok Tok Tok
Kathrina yang mendengar suara ketukan pintu pun mengalihkan atensi nya ke pintu tersebut.
"ya silahkan masuk" setelah dirinya menerka nerka sekiranya siapa yang mencari dirinya.
"hai" satu kata itu dapat menarik sudut bibir kathrina dan menampilkan senyuman nya. "Hai shel" ucapnya seraya beranjak dari kursi mendekat ke arah pintu.
Senyum mereka berdua seakan tak pernah pudar, rasa rindu seketika membelenggu. Teringat akan kesibukan masing masing yang menyulitkan mereka untuk bertemu."Yuk masuk" ashel hanya mengangguk dan membiarkan tangan nya di tarik oleh teman nya itu. "Tumben shel?" Itulah kata yang terucap dari kathrina setelah ia dan juga ashel mendudukkan dirinya di sofa.
"Iya kath, papi ngajakin kesini. Kebetulan juga gue lagi nggak ada kerjaan" ucapnya seraya menatap wajah teman nya itu. Nggak ada yang berubah ya, gumam ashel namun masih bisa di dengar oleh kathrina.
"Ah bisa aja shel, lo juga" ashel kembali menyunggingkan senyumnya kala mendengar itu. Ashel tak menyangka, orang dengan gengsi yang amat sangat tinggi ini bisa mengatakan itu.
Mereka berdua pun melanjutkan mengobrol, kebetulan juga pekerjaan kathrina tak terlalu banyak, jadi bisa memberikan atensi nya secara penuh terhadap ashel. Kathrina ingin beranjak untuk sekedar membuatkan temannya itu minuman, namun dengan cepat ashel menahan kathrina dan bergeleng pelan. "Nggak usah kath"
Kathrina kembali mendudukkan dirinya dan melanjutkan obrolannya sebelum seseorang dari balik pintu mengambil atensi keduanya.
Tok Tok Tok
"Iya masuk" orang itu pun membuka pintu lalu masuk ke ruangan tersebut. Ashel bisa memastikan bahwa orang tersebut rekan kerja kathrina.
"Bisa minta tolong nggak kath, tolong kamu kasi surat ini ke kamar 48 untuk Nebus obatnya dan biaya administrasi nya" kathrina mengambil surat itu dan menganggukkan kepalanya."Ada lagi?" Dijawab gelengan oleh orang itu. Lantas orang itu pun ijin keluar untuk melanjutkan pekerjaan nya.
Hembusan nafas kasar bisa ashel dengar dari teman di sebelahnya itu. Ashel membalikkan badan nya lalu menatap kathrina. "Kamu capek?" Mendengar itu kathrina langsung memberikan senyumnya lalu menggeleng.
Kathrina kini kembali mendekat kearah ashel lalu duduk. "Shel, aku mau ke ruangan 48 untuk kasi surat ini" ashel hanya mengangguk angguk saja sambil sesekali melirik kertas yang kathrina pegang. "Mau ikut? Sekalian sambil liat liat rumah sakitnya" tanya kathrina dan disetujui oleh ashel. "boleh deh"
Kini ashel dan kathrina kembali melewati lorong yang membuat derap langkah mereka sedikit bergema. Perpaduan sempurna dengan kathrina masih dengan pakaian lengkap dokternya dan ashel dengan pakaian fomalnya. Menambah kesan elegan pada keduanya.
Kathrina sejenak menoleh ke kertas yang ia pegang lalu sedikit mendongak melihat nomor yang tertera pada pintu ruangan. "Oke ini dia ruangan nya" kala melihat dan memastikan nya. Lalu tatapan kathrina kini beralih ke ashel dan ashel menaikkan satu alisnya seraya bertanya.
"Mau ikut masuk ke dalam?" Dan langsung di tolak secara halus oleh ashel. "Nggak usah kath, lagian gue bukan dokter juga" ashel memutuskan untuk duduk di dengan kamar tersebut di kursi panjang.
Tok Tok Tok
Bunyi pintu terbuka pun menghampiri telinga ashel. Hal itu membuat ashel menoleh ke arah pintu namun tak melihat siapa yang berada di dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
T A K D I R [DELSHEL] END
RomanceDengan siapa kita sekarang merangkai komitmen, bukan berarti komitmen itu akan selalu berdiri teguh. Jangankan berpacaran, orang yang sudah menikah pun bisa berpisah karena masalah yang tidak bisa di selesaikan. Jalani lah hubungan yang saat ini k...