EPILOG

3.4K 161 13
                                    

Di sebuah rumah dengan taman yang cukup luas, terdapat dua orang yang tengah duduk dengan senyuman lebar mereka. Pandangan mereka lurus ke depan, melihat kedua anak mereka yang sedang bermain bersama.

Terlihat sang kakak yang selalu mengalah untuk adiknya. Dan tak jarang juga sang kakak menangis karena ulah adiknya. Tapi itulah saudara. Harus ada bumbu bumbu penyedap di dalamnya.

"Callie, Ella, sini, sini. Nih liat mami bawa apa buat kalian." Merasa namanya dipanggil, mereka menengok dan bersorak senang.

Tangan yang penuh dengan tanah mereka usapkan ke pakaian mereka. Berlari mendekati sang mami. Tangan mereka kini menengadah untuk menagih benda yang dibawa oleh maminya.

"Ih boneka panda! Aku mau Mi, aku mau!" Callie terlihat senang sekali. Melihat boneka panda yang Ashel bawa. Ella juga sama, tapi Ella melihat hanya ada satu boneka saja yang Ashel bawa.

"Eits, tapi sebelum kalian ambil bonekanya, kalian harus apa...?" tanya Ashel dengan menggantung kalimatnya.

"Harus mandi!"

"Nah, pinter. Jadi kalian mandi dulu ya."

Callie dan Ella langsung berlari ke dalam kamar mereka. Jadi di sini, Ella dan Callie ditempatkan di satu kamar yang sama. Kata Adel sih biar mereka semakin Deket aja sebagai saudara tiri. Tidak masalah juga, hanya saja jantung Ella kadang berdetak lebih cepat.

Karena satu kamar, Ella memutuskan untuk menggunakan kamar mandi ruang tamu. Sedangkan Callie menggunakan kamar mandi yang ada di kamar.

Di taman belakang, Ashel tersenyum melihat interaksi dari kedua anaknya. Begitu juga dengan Adel yang sedari tadi hanya menyimak obrolan mereka saja.

"Kamu kok belinya cuma satu? Kalau mereka berantem gimana?" tanya Adel kebingungan.

"Justru itu, aku sengaja belinya cuma satu. Karena setiap malem aku ke kamar mereka, pasti mereka tidur saling munggungin satu sama lain." Terlihat dengan jelas bahwa Ashel ingin mendekatkan hubungan kedua anaknya. Agar tidak ada canggung di antara keduanya.

"Emang kamu pengen mereka tidur kayak kita yang nempel--Aduh!" Adel mengelus perutnya yang dicubit oleh Ashel.

"Ya nggak gitu juga kali!"

• • •

Orang orang pada umumnya kalau mendapatkan hadiah pasti senang. Tapi berbeda dengan Callie. Tadinya senang sih, tapi sekarang bonekanya sudah peluk habis oleh Ella. Jadi Callie tidak kebagian.

"Ih Ella!! Itu kan buat kita berdua."

"Yaudah sih, tadi kan kamu udah meluk lama. Sekarang giliran aku, lah!"

Callie semakin mendengus sebal. Mereka berdua sudah berada di atas kasurnya. Ella sudah merebahkan dirinya menghadap ke kiri–Callie duduk di atas kasur sebelah kiri.

"Ih ngeselin banget!" Callie langsung merebahkan dirinya. Menghadap ke kiri, yang artinya memunggungi Ella.

"Ih masak akunya di punggungin sih, katanya mau bonekanya." ujar Ella. Callie yang mendengar itu pun langsung berbinar.

Callie sadar jika Ella tidak bisa melihatnya sedih terlalu lama. Jadi Callie memutuskan untuk berbalik badan.

"Yaudah, siniin." ujar Callie sembari membalikkan badannya.

Bukannya boneka yang Callie dapatkan, melainkan sebuah dekapan yang hangat dari Ella. Tentu dengan boneka panda ditengah tengah mereka. Kalau tidak ada boneka, mungkin saja jantung Ella sudah copot sekarang.

T A K D I R [DELSHEL] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang