Part 47

3.8K 235 7
                                    

Sayup-sayup terdengar kicauan burung serta rasa hangat di pipi. Terdengar suara seseorang yang sedang mengobrol dari lantai satu. Adel semakin menenggelamkan kepalanya. Berupaya agar pipinya tidak panas.

"Nghh"

Orang yang berada di pelukan Adel perlahan menggeliat. Membuka matanya dan menyesuaikan dengan cahaya sekitar. "Del bangun, udah pagi ini." Adel semakin mengeratkan pelukannya. "Enggak Cel." Ashel tak habis pikir dengan Adel. "Yaudah iya."

Setelah beberapa menit terdiam sembari membalas pelukan Adel, Ashel membangunkan Adel kembali.

"Udah Del, bangun. Yang lain pasti udah bangun juga." Seketika Adel membuka matanya. Ia baru ingat jika teman temannya menginap di sini.

"Astaga aku lupa mereka menginap." Adel langsung berlari ke kamar mandi meninggalkan Ashel yang menggeleng gelengkan kepalanya.

Ashel duduk di tepi kasur sembari menunggu Adel.

"Aku udah selesai Cel, cuma cuci muka aja." Adel mengeringkan wajahnya dengan handuk yang menggantung.

"Kamu mau mandi?." Tanya nya lagi. Ashel menggeleng.

"Aku mau cuci muka aja." Setelah itu Ashel masuk ke kamar mandi.

Tak terasa kini keduanya sudah rapi dengan baju rumahan mereka. Dengan segera mereka menuju ke lantai satu karena suaranya semakin ramai.





"Ada yang bisa Chika bantu nggak tan?." Chika menawarkan dirinya untuk membantu Shani di dapur.

"Nggak usah Chika, kamu duduk aja sama mereka." Shani menunjuk teman Chika yang duduk dan mengobrol di ruang tamu.

"Yaudah deh, nanti kalau tante butuh bantuan panggil Chika ya." Shani pun mengangguk. Chika kembali duduk bersama teman temannya.

"Kak Chika abis dari mana?." Christy sedikit merapatkan duduknya dengan kakak kesayangannya itu.

"Habis dari dapur dek, kenapa?." Christy menggeleng dan memeluk lengannya. Meletakkan kepalanya di bahu Chika. Chika pun mengelus lembut rambut Christy.

Perlahan Christy mula meringsek dan duduk di pangkuan Chika. Duduk menghadap Chika lalu memeluknya erat.

"Dedek kenapa hm?." Christy menggeleng dalam pelukannya. "Dedek Kity pasti masih ngantuk ini." Ucap Chika sembari mengelus punggungnya dengan lembut. Christy menghirup dalam-dalam aroma tubuh Chika.

Tak lama, terlihat Adel dan Ashel yang menuruni anak tangga.

"Del, Shel, sini." Zee memanggil mereka berdua dan akhirnya bergabung.

"Kalian udah dari tadi?, aduh maaf ya." Adel mengelus tengkuknya. Merasa tak enak.

"Ah enggak kok, baru aja." Gito menepis perasaan itu.

Kemudian datanglah Shani dan juga Feni dengan nampan di tangannya. Menghidangkan minuman dan camilan yang ia buat.

"Yuk, silahkan. Jangan malu-malu." Shani meletakkan satu per satu minuman di depan mereka.

"Wihh, makasi banyak tan."

Kini mereka menikmati hidangannya sembari mengobrol.

Tak terasa, langit sudah berubah menjadi merah. Menandakan hari yang semakin sore.

"Udah mulai sore nih, kita semua pulang dulu ya." Semuanya mengambil barang mereka. Memasukkan ke kendaraan mereka masing masing.

"Thanks ya, next time kita cari waktu lagi." Semuanya mengangguk dan perlahan meninggalkan pekarangan rumah.

"Huh, sepi ya?." Ashel mengelus punggung Adel kemudian mengajaknya masuk.

Sesampainya di dalam, mereka terkejut melihat orang tuanya yang sudah berpakaian rapi.

"Eh, mami, papi sama mami Feni mau kemana?." Adel mengangguk.

"Ini udah sore loh," Seru Adel menambahkan.

"Kita ada urusan sebentar aja kok, kalian berdua baik-baik di rumah ya?." Gracio mengelus kepala Ashel dan Adel secara bergantian.

Ashel dan Adel pun menyalimi tangan orang tuanya sebelum mereka pergi.

Setelah mereka pergi, Adel berdecak sebal.

"Baru aja mau ngajak mereka ngobrol?." Ashel pun tersenyum dan mengelus pipinya. "Sabar, nanti malem kan bisa." Adel mengangguk lalu menarik tangan Ashel untuk duduk di sofa ruang tamu.

Adel menarik pinggang Ashel untuk lebih mendekat. "Kamu udah kenyang?, mau makan apa lagi." Ashel sedikit meregangkan anggota tubuhnya. "Pengen makan kamu."

Adel melorotkan matanya, "Heh mulutnya, tapi aku ga keberatan juga sih." Adel langsung mengaduh kala mendapat jitakan dari Ashel.

"Dasar, ga bisa dipancing dikit."







Gracio, Shani dan juga Feni sudah sampai di tempat yang dituju. Mereka langsung saja masuk dan menjadi tempat duduk. Tak lama pelayan datang dan mereka memesan terlebih dahulu. Menunggu kehadiran seseorang untuk dimintai bantuan.

Kini minumannya sudah tersisa seperempat gelas. Terlihat seorang pria berpakaian formal masuk lalu mengarah ke meja mereka. "Hai Cio, maaf membuat kalian menunggu lama." Gracio pun membalas jabat tangan tersebut dan mempersilahkan duduk.

"Ah tak masalah, syukur kau bisa datang hari ini." Orang itu tersenyum lalu Gracio memesan makanan.

"Jadi, ada apa Cio?, tumben kau meminta bantuanku." Tanya-nya sambil terkekeh. Gracio pun ikut tertawa mendengarnya.

"Jadi begini, calon besanku ingin membalaskan kekesalannya pada orang ini." Gracio menunjukkan informasi tersebut kepada orang itu. Pria itu membacanya dengan seksama lalu mengalihkan perhatiannya ke arah Feni.

T A K D I R [DELSHEL] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang