Seakan tak mau dipisahkan, pelukannya erat hingga sang mentari menampakkan dirinya. Bahkan kehadiran mentari pagi pun tak mengusik kegiatan mereka. Jinan semakin menenggelamkan kepalanya ke leher Cindy. Pergerakan itu sukses membuat Cindy terusik dari tidurnya.
Cindy perlahan membuka matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk ke ruangan itu. Cindy sedikit mengucek matanya karena merasa sedikit perih.
Sudut bibir Cindy sedikit terangkat kala netranya menangkap sosok yang sangat teduh sedang tertidur. Tangan kirinya terulur untuk menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Jinan. "Cantik." ucap Cindy tanpa mengalihkan pandangannya.
Baru saja Cindy sedikit menggerakkan tubuhnya, ia merasakan sesuatu di bawah sana. "Ahhh." Desahnya pelan kala mengingat bahwa miliknya masih menyatu dengan Jinan. Senyumnya pun semakin melebar kala mendapat sebuah ide.
Dengan sekali hentakan, kepemilikan Cindy masuk seluruhnya. Akhhh, mpphhh." Desan Jinan yang langsung bangun dari tidurnya. "Kamu kaget sayang?." Jinan hanya mengangguk dan beralih memeluk Cindy. Cindy pun mulai menggerakkan pinggulnya seraya merasakan bahunya sedikit di remas oleh Jinan.
Cindy pun menarik dagu Jinan agar menghadap dirinya. Setelahnya, Cindy pun menyambar bibir milik sang kekasih. Terdengar desahan yang tertahan dari cumbuan tersebut. Cindy mempercepat permainannya yang membuat Jinan meronta tak karuan. Nafas Jinan sudah tidak teratur, apalagi penampilannya.
"Aahhh Cinhhh, ssshhh."
"Cepethh ahhh, akuu mauhh mmhhh keluarhhh."
"Ahhh iyaa, barenghhh"
Cindy semakin cepat memaju mundurkan pinggulnya. Ia merasakan miliknya semakin sempit di dalam sana.
"Ahhh aku keluarhhhh."
Badan Jinan bergetar kala pelepasan pertamanya di pagi hari. Jinan pun lemas tak berdaya.
Cindy mengeluarkan kepemilikannya dari Jinan dan mengarahkannya pada mulut Jinan. Jinan merasakan mulut nya penuh, terlebih lagi cairan ini mulai keluar. Jinan tak menelannya, Cindy pun menutup mulut Jinan. "Tunggu." Setelah mengatakan itu, ia beranjak dari kasur.
Setelahnya, Cindy datang dengan beberapa tisu di tangannya. "Mau di telen atau nggak?." Jinan pun menggeleng kuat dan mengisyaratkan untuk cepat mengeluarkannya. Cindy menengadahkan tangannya dengan beberapa tisu tepat di depan mulut Jinan.
Cairan itu pun perlahan keluar hingga habis. "Mandi ya?." Jinan pun mengangguk dan digendong menuju ke kamar mandi.
~~~~
Kini Ashel sudah sampai di pekarangan rumahnya. Dimatikannya mesin mobil lalu keluar dari mobil. Ashel melihat pintu rumahnya yang sedikit terbuka. "Ah mungkin bibi udah dateng." Pikirnya dan langsung berjalan memasuki rumahnya. Ashel tak melihat keberadaan mobil papinya, bisa di pastikan bahwa mereka belum selesai dengan urusannya.
"Hallo bi." Kala Ashel melihat ART-nya sedang berada di dapur. "Eh non Ashel, mau bibi bikinin susu?." Ucap bibi kala mendengar suara Ashel dan Ashel pun mengangguk. "Aku mau bersih bersih dulu ya bi." Dengan anggukan bibi, Ashel pun menuju ke kamarnya.
Kini Ashel sudah selesai dengan bersih bersihnya. Ia turun ke bawah untuk menemui bibi dan susunya. "Non, tuan sama nyonya kemana?." Tanya bibi saat melihat Ashel mendekat ke meja makan. "Tadi mereka bilangnya ada kerjaan bi." Jawab Ashel lalu menyeruput susunya hingga tersisa setengah.
~~~
Ruangan dengan ukuran 7 x 7 dengan cat polos. Kini pintunya terbuka dan menampakkan dua sosok yang berada di ambang pintu. "Hah, untuk sementara gapapa ya mi." Ucap Adel pada sang mami. "Iya gapapa del, yang penting bisa istirahat aja." Ucap Feni sambil mengelus lengan anaknya. Mereka pun mulai masuk dan mengeluarkan barang barang mereka.
"Oh iya mi, aku juga mau cari kerja biar bisa makan sama bayar kontrakan." Ucap Adel ketika barang barangnya sudah keluar semua. "iya, mau mami bantuin kamu cari kerja juga Del?." Lalu dijawab gelengan oleh Adel. "Nggak usah mi, mami istirahat aja dirumah" jawab Adel dan memeluk maminya.
Setidaknya aku memiliki alasan untuk tetap bertahan, walau sebenarnya aku tak biasa dengan semua ini.
~~~~~
Terlihat dua orang yang sudah selesai mandi dan duduk di meja makan mereka. "Jadi perusahaannya udah bisa dipindah tangan kan sayang?." Ucap Cindy memecah keheningan. Jinan pun tersenyum simpul. "Udah kok sayang, kita mulai urus ya." Jawab Jinan dan diangguki oleh Cindy. Mereka pun melanjutkan makannya hingga tak tersisa.
Setelah acara makan, mereka berdua memutuskan untuk memakai pakaian kerja. Karena rencananya mereka akan pergi ke perusahaan hasil ngibulin orang. Keduanya pun sudah siap dan masuk ke dalam mobil. Cindy sebelah kanan dan Jinan sebelah kiri.
~~~
"Aduh ngapain ya?, bosen dirumah." Itulah kira kira isi pikiran Ashel yang sedang berada di kamarnya. Ia pun memutuskan untuk membuka ponselnya dan berselancar di akun media sosialnya. 30 menit pun berlalu dan agaknya Ashel sudah mulai bosan dan mematikan ponselnya.
"Huftt, tidur deh." Ashel pun merebahkan dirinya dikasurnya yang empuk dan tak lama kemudian masuk ke dalam mimpinya.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
T A K D I R [DELSHEL] END
RomanceDengan siapa kita sekarang merangkai komitmen, bukan berarti komitmen itu akan selalu berdiri teguh. Jangankan berpacaran, orang yang sudah menikah pun bisa berpisah karena masalah yang tidak bisa di selesaikan. Jalani lah hubungan yang saat ini k...