Ashel terlihat heran kala melihat mobil papinya yang sudah terparkir rapi di garasi mobil. "Lah, ini jam istirahat siang loh padahal." Ucap Ashel sambil melirik ke arah jam tangannya. Adel bergegas mematikan mesin mobilnya. "Iya, ada apa ya?."
Mereka turun dari mobil dan langsung menuju pintu utama. Memasuki rumah bagian dalam dan terlihatlah orang tua mereka yang sedang duduk santai di ruang tamu. Dengan bekas makanan yang masih berserakan di atas meja.
"Eh, kalian kok udah pulang?." Tanya Shani sembari merentangkan tangannya. Mengajak mereka berdua untuk duduk bersama. Ashel duduk di antara Shani dan juga Feni. Sedangkan Adel duduk di antara Shani dan juga Gracio.
"Iya, kita habis dari rumah sakit." Sontak saja itu membuat se-isi rumah kaget. Bagaimana bisa anak mereka ada yang sakit tapi tidak mengetahuinya.
"Siapa yang sakit?."
"Kok nggak bilang sih?."
"Terus kata dokternya gimana?."
"Ayo kita cek ulang ke rumah sakit kepercayaan papi ya."
Adel dibuat pusing dengan pertanyaan yang terus menerus dilontarkan. Lagi pula ini hanya Ashel yang tengah mengandung anaknya, bukan sesuatu yang membahayakan sama sekali.
"Aduh, satu-satu dong tanya-nya." Jawab Adel frustasi dan langsung bangkit dari duduknya. Berjalan melewati Shani lalu berjongkok di hadapan Ashel.
Tentu orang tua mereka dibuat semakin bingung, apa yang terjadi dengan mereka berdua.
Secara perlahan, tangan Adel terulur ke depan, mengelus lembut perut Ashel yang masih rata. Lalu tersenyum ke arah orang tua mereka.
Mereka semua tau apa arti dari mengelus perut pasangan seperti itu. "Astaga, Ashel udah isi?." Pertanyaan Gracio di jawab dengan anggukan, setelahnya Adel mengecup perut Ashel yang membuat sang empu kegelian.
Di depan Ashel kini tersedia susu hangat buatan maminya. Mulai sekarang kesehatan Ashel lebih diutamakan dibanding apapun.
"Di minum ya, biar nggak terlalu dingin nanti." Ashel mengangguk dan meraih gelasnya. Sedikit meniupnya agar hawa panas sedikit keluar. Lalu di seruputnya secara perlahan. "Mm, manis." Ashel mengusap sudut bibirnya yang berisi bekas susu.
Ashel terlihat lebih segar setelah menyelesaikan ritual mandinya. Dirinya juga sudah mengganti pakaian kantornya menjadi pakaian santai. Saat ini dirinya sedang rebahan dengan Adel yang berada di sebelahnya. Mengelus lembut kepala dan juga perutnya.
"Kamu istirahat ya." Ashel mengangguk sembari memejamkan matanya. Menarik Adel untuk ikut berbaring di sebelahnya. "Temenin aku di sini." Adel tersenyum. Sifat manja Ashel mulai keluar.
"Iya, aku di sini kok."
Tak membutuhkan waktu lama, Ashel langsung terlelap dalam tidurnya. Adel mengelus pipinya dan sedikit mengecupnya. "Makasi," Ucap Adel sebelum dirinya memeluk tubuh Ashel.
Adel keluar dari kamar mandi setelah membasuh mukanya. Melihat ke arah tempat tidur yang masih ditempati oleh Ashel. "Capek banget kayaknya," Adel berjalan mendekati ranjang lalu mendudukkan dirinya.
Di elusnya dengan lembut surai hitam tersebut. Tak disangka, Ashel menggeliat dalam tidurnya. "Nghh, Del?." Perlahan Ashel membuka matanya dan menatap ke arah Adel.
Merentangkan tangannya dan di balas oleh Adel. "Mandi ya," Ashel mulai melingkarkan kedua kakinya di pinggang Adel. Perlahan, Adel berdiri dan membopong Ashel masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah meletakkan Ashel, Adel keluar guna menyiapkan pakaian untuk Ashel.
30 menit Adel terduduk di tepi kasur, terlihat pintu kamar mandi yang mulai terbuka dan menampilkan Ashel yang terlihat lebih segar. Ashel mendekat ke arah Adel dan menengadahkan tangannya. Di terimanya baju itu dan segera berganti.
"Del, nanti temenin jalan jalan ya?." Pinta Ashel dengan tangannya yang sibuk mengaplikasikan make-up ke wajahnya.
"Boleh aja, emang kamu nggak capek?." Adel sangat khawatir dengan keadaan Ashel. Terlebih lagi usia kandungannya baru beberapa minggu. Butuh penyesuaian cukup lama agar tubuh bisa sepenuhnya beradaptasi.
Ashel menggeleng sebagai jawaban. Merapikan alat riasnya dan memasukkannya kembali ke laci.
Ashel mengarahkan tangannya, meminta genggaman dari Adel. "Yuk kita turun," Adel menggenggam balik tangan itu dan berjalan ke lantai satu.
Feni mengerutkan keningnya, mana kala ia mendapatkan pesan gambar dari seorang lelaki. Yang tak lain adalah Aldo. Aneh, dalam foto tersebut terlihat Aldo yang mengemasi barangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
T A K D I R [DELSHEL] END
RomansaDengan siapa kita sekarang merangkai komitmen, bukan berarti komitmen itu akan selalu berdiri teguh. Jangankan berpacaran, orang yang sudah menikah pun bisa berpisah karena masalah yang tidak bisa di selesaikan. Jalani lah hubungan yang saat ini k...