Part 16

4.9K 319 7
                                    

Kini Adel sedang berada di meja makan dengan Shani yang fokus dengan masakannya. Berkali kali Shani menyuruh Adel diam di kamar untuk istirahat, tapi Adel kekeh ingin ikut turun ke bawah. "Selama ini kamu kemana sih Del?, tante bingung loh nyariin kalian." Adel kelu mendengar pertanyaan dari Shani. Adel bingung harus mengatakan apa.

"Bruumm"

Terdengar suara mobil yang baru masuk ke garasi. Bisa Shani pastikan itu adalah Ashel dan Gracio yang sudah membawa Feni.

Ceklek

"Adelll."

"Mamii."

Mereka berdua pun berpelukan di sana, melepas rasa rindu dan khawatir mereka. "Fen?." Ucap Shani yang matanya sudah berkaca kaca. "Yaampun Shan." Feni melepas pelukannya pada Adel dan berlari menghampiri Shani. "Aku nggak nyangka kita bisa ketemu lagi Shan." Ucap Feni yang sudah berada di pelukan Shani.

"Udah gapapa, yang penting sekarang kita udah ketemu lagi." Ucap Shani dan menyuruh mereka semua untuk duduk dimeja makan. "Yuk duduk, kita makan dulu." Ucap Shani yang meletakkan satu per satu makanan di atas meja.

Mereka pun makan dengan hikmad, kadang ada obrolan santai yang mereka ucapkan. Ashel sedari tadi terus curi curi pandang ke arah Adel, begitupun dengan Adel.

"Astaga Shel, kamu makin cantik aja. Tapi keadaan kita udah beda Shel." Batin Adel.

"Aku nggak yakin setelah denger cerita dari aku, kamu masih tetep kayak gini atau nggak." Batin Adel sedikit melirik Ashel.

Mereka semua sudah selesai makan, piring kotor sudah dicuci bersih. Sekarang mereka sedang duduk di sofa ruang tamu. Shani sepertinya tidak sabar untuk melontarkan pertanyaan ke temannya itu. Dan Feni mengerti akan arti tatapan Shani kepadanya.

"Jadi, ada apa sebenarnya Fen?." Ucap Shani. Feni dan Adel pun saling tatap seakan bertanya. Feni pun mengangguk kecil.

"Jadi gini," ucap Feni yang langsung menceritakan semua kejadian yang menimpa keluarganya, sungguh ironis. Shani pun menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Tak kuasa Shani menahan air matanya mendengar kisah dari temannya itu.

"Ya jadi sekarang aku sama Adel ngontrak lah." Ucap Feni sebagai penutup ceritanya.

"Terus kalian ada kerja apa?." Bukan Shani yang bertanya melainkan Gracio. Gracio sudah memperkenalkan dirinya sebagai suami baru dari Shani sekaligus papa tiri untuk Ashel. "Belum ada, tadi Adel keluar bilang cari kerjaan, tapi dianya malah kecapean." Ucap Feni yang merasa bersalah pada Adel.

"Udah mi nggak apa kok, mami jangan nyalahin diri sendiri gitu. Tenang aja, Adel pasti bakalan kerja kok." Sugesti Adel pada maminya agar tidak beban.

"Yaudah kalau Adel mau istirahat, Shel temenin Adel ke kamar kamu ya." Ucap Gracio pada Adel dan Ashel. Ashel pun menghantar Adel ke kamar miliknya.

Adel mendudukkan dirinya di tepi kasur, sedangkan Ashel pergi ke kamar mandi untuk membasuh mukanya. 15 menit Adel menunggu tapi tak kunjung Ashel datang. Adel pun beranjak dari kasur lalu menuju kamar mandi. Sebelum Adel masuk, Adel melihat Ashel yang tengah duduk di balkon kamarnya.

"Shel." Ucap Adel memecah lamunan Ashel. "Eh Del, kamu ngapain ke sini?, di sini anginnya kenceng loh." Ucap Ashel menyuruh Adel masuk kembali.

"Kamu kenapa?." Ucap Adel dan mendudukkan dirinya di sebelah Ashel. Ashel masih tak bergeming dan menatap lurus. Namun bisa dilihat bahwa di kelopak matanya ada air yang sudah menggenang.

"Adel mengangkat tangan kirinya dan mengelus bahu Ashel. Seketika pertahanan Ashel runtuh dan menghadap ke Adel. "Hey kenapa?, kok malah nangis?." Bukan jawaban yang Adel dapatkan melainkan pelukan yang sangat erat dari Ashel.

"Gapapa Del, kangen aja sama kamu." ucap Ashel memeluk Adel. Adel yang mendengar itu pun sedikit kaget. "Ashel kangen?, sama gue?." batin Adel sambil terus mengelus punggung Ashel.

Hampir tiap malem tau aku di sini, bisa nggak ya ketemu lagi sama Adel." jelas Ashel pada Adel tentang kebiasannya. Adel tidak bisa mengatakan apa apa, jujur ia juga merindukan sosok di depannya ini.

"Aku ngga nyangka pacar kamu sejahat itu, itu pacar kamu pas SMA kan?." tanya Ashel untuk memastikan. "iya, itu dia." jawab Adel seadanya.

"Yaudah, sekarang tidur ya?, paingan mereka di bawah juga udah pada tidur." Ashel pun mengangguk dan merebahkan  dirinya dikasur.

"Eh Del, kok tidur di sana sih?." ucap Ashel ketika melihat Adel perlahan merebahkan dirinya di sofa. "Nggak apa Shel." Jawab Adel singkat. "Sini tidur sama aku." ucap Ashel dan menepuk di sebelahnya.

Awalnya Adel menolak, tapi karena Ashel terus memaksa jadi Adel hanya bisa pasrah. Adel hanya menatap ke arah langit langit kamar, tak berani bergerak sedikit pun. Terlihat sekali Adel yang canggung dengan Ashel.

Beberapa menit kemudian, adel kembali dibuat menegang setelah ia merasakan ada tangan yang melingkar di perutnya.


~~~


Mentari pun kini sudah menampakkan dirinya dengan suara alarm yang menghiasi ruangan  tersebut. Adel terusik dari tidurnya karena suara itu. Adel membuka matanya dan melihat wajah Ashel yang sangat dekat dengannya.

Adel menyingkirkan helai rambut yang menutupi wajah Ashel. "Cantik." gumam Adel. Seketika Adel dibuat kaget dengan bibir Ashel yang tiba-tiba tertarik ke atas dan tersenyum

"Makasi Del." ucap Ashel seraya membuka matanya secara perlahan.

Adel pun menganga dibuatnya, bagaimana bisa ia memuji Ashel apalagi orangnya sampai denger.


Thanks oll...




Rabu, 22 November 2023

T A K D I R [DELSHEL] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang