"Kayaknya mereka udah ngira gue Adel deh." Gracio pun menaikkan alisnya, dengan maksud bertanya.
"Setelah ngeliat gw, mereka berdua buru buru bayar terus keluar. Kan keliatan banget." Kini Adel yang setuju dengan ucapan Aldo.
"Jadi seenggaknya om Aldo udah setor muka lah sama mereka."
"Nah iya bener."
Dua orang wanita berjalan dengan sangat perlahan, agar nampan yang mereka bawa tidak jatuh. Shani dan juga Feni datang dari dapur sekedar untuk membuatkan mereka camilan dan minuman. Seperti biasa.
"Makasi Feni, tau aja kalau aku suka yang manis manis." Tangan kanan Aldo terulur meraih gelas yang Feni berikan. Namun matanya tetap terfokus pada wajah Feni.
Feni tersenyum lalu mengambil cemilan dan meletakkannya di tengah tengah mereka.
"Udah ini mah. Tinggal jalanin image Adel versi cowok." Aldo mengangguk dan menepuk bahu Adel.
"Kita percepat Del, kasian Ashelnya kamu gantungin lama lama. Gabaik orang hamil tanpa status." Adel mengelus tengkuknya, "Hehe, iya om."
---
"Yaudah mbak, nanti temen saya yang bawain mobilnya ke rumah." Jinan dan Cindy mengangguk lalu meraih kertas yang di sodorkan oleh Ollan. Ternyata Ollan meminta alamat Jinan agar nantinya mobil bisa di kirimkan ke sana.
"Terimakasih mbak. Semoga senang dengan barangnya." Ollan kembali masuk ke dalam dengan Jinan dan Cindy yang kembali menaiki taksi untuk pergi ke suatu tempat.
Ollan meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja kerjanya. Mencari nomor temannya untuk datang dan mengirim mobil tersebut.
Panggilan tersambung, terdengar suara seorang pria yang menyaut dari seberang sana.
"Ya, kenapa Lan?."
"Sini Do, ke tempat gue."
Aldo langsung memutuskan sambungannya dan bergegas bersiap untuk menemui temannya, Ollan.
"Cio, gue mau ke tempatnya Ollan dulu ya. Sambil gue pantau mereka di jalanan." Gracio mengacungkan jempolnya dan mengangguk. Membiarkan Aldo pergi.
Di luar, Aldo bertemu dengan Adel yang sedang bersama Ashel. Keduanya sedang bersantai di depan sambil menikmati sinar mata hari yang sudah menghangat.
"Eh Del, Shel, om mau keluar sebentar ya. Mau ke tempatnya Ollan." Ucapnya lantas mendekat ke arah keduanya.
"Yaudah om hati hati, pakek motor aku aja." Aldo mengerutkan keningnya kala Adel menyerahkan langsung kunci motornya ke dirinya.
Tidak masalah bagi Aldo jika dirinya berpergian menggunakan mobil. Lagi pula ia bisa terhindar dari terik panas maupun hujan. Ya walaupun minus di macet aja sih.
"Kenapa gitu?." Adel menghela nafasnya, kemudian arah duduknya ia arahkan ke badan Aldo.
"Om lupa kalau lagi pakai identitas aku?, aku yakin mereka masih inget sama motorku." Ya, Adel ingin jika Aldo berpapasan dengan mereka, setidaknya ada satu barang yang menandakan bahwa orang di depan mereka itu adalah Adel. Dengan identitas baru.
"Hehe, gapapa nih om pakek?." Adel menggeleng. Aldo lantas meraih kuncinya dan berpamitan kepada mereka. Menuju ke arah garasi dan mengambil motor milik Adel.
Aldo mengklakson beberapa kali kepada Adel dan Ashel sebelum dirinya benar benar pergi.
---
"Terus nanti gw pulangnya pakek apa?." Terlihat Ollan yang berpikir sejenak tentang pertanyaan dari Aldo. Benar juga, jika Aldo mengirimnya sendiri, otomatis ia tak bisa pulang. Kecuali...
"Gampang, lo pesen taksi aja," Ucap Ollan sangat enteng. Ini semua adalah pekerjaannya tapi dengan mudahnya ia memperalat Aldo hanya karena ini menyangkut sebagian dari rencananya.
"Gimana?, lo mau nggak?. Bisa juga lu minta Jinan anterin pulang." Aldo langsung menggeplak kepala Ollan sedikit keras hingga si pemilik kepala mengaduh kesakitan.
"Tu mulut enteng bener ya diliat liat." Ollan mendesis sambil mengelus kepalanya.
Kan tidak ada salahnya juga meminta tolong pada mereka. Ollan yakin kalau Jinan dan juga Cindy masih ingat dengan Adel meskipun sekarang penampilannya sangat manly.
"Ya itu bisa ngeyakinin mereka kalau elu itu beneran Adel. Entar di rumah kan ada maminya Adel juga."
Nahh!!
Ide baru muncul di otaknya Aldo dan dirinya langsung tersenyum. Tangannya terulur untuk mengelus bagian kepala Ollan yang sudah ia geplak tadi. Lalu meraih kepalanya dan mencium keningnya.
"Bagus, rencana lo mantap." Ollan langsung menjauhkan wajah Aldo dengan kedua tangannya.
Sial, bisa bisanya dirinya di kecup oleh Aldo.
"Udah deh sana, lu kirim mobilnya. Palingan mereka udah di rumah." Ollan menyodorkan kunci mobil dan di terima oleh Aldo.
Aldo berjalan mendekati mobilnya dan mulai menyalakan mobilnya. "Yaudah gw kirim ini mobil dulu." Sebelum benar benar menjalankan mobilnya. Aldo meraih ponselnya dan menghubungi Feni tentang rencananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
T A K D I R [DELSHEL] END
RomanceDengan siapa kita sekarang merangkai komitmen, bukan berarti komitmen itu akan selalu berdiri teguh. Jangankan berpacaran, orang yang sudah menikah pun bisa berpisah karena masalah yang tidak bisa di selesaikan. Jalani lah hubungan yang saat ini k...