Aldo baru saja memberhentikan mobilnya di depan rumah yang sangat megah. Menurut maps yang Ollan kirimkan, di sini lah titik dari rumah si pembeli mobil ini. Dengan perlahan, Aldo turun dari mobil dan berjalan mendekat ke arah pos satpam di depan rumah.
"Permisi pak, apa benar ini rumah dengan nama Jinan Safa?." Terlihat satpam itu sedikit memicingkan matanya. Mungkin karena wajah Aldo yang sedikit asik di matanya.
Terlebih lagi, pemilik rumah ini baru saja tinggal di sini karena ia sudah lama berdiam diri di luar negeri.
"Anda siapanya nyonya Jinan ya?." Aldo menoleh ke arah mobilnya lalu kembali menoleh ke arah satpam. "Mohon maaf sebelumnya, saya teman dari Ollan's Showroom diminta untuk mengirim mobil yang nyonya Jinan beli tadi."
Bola mata satpam itu membulat dan membuka suaranya. "Oh iya iya. Silahkan di bawa masuk. Dan siapa pun yang mengirim mobilnya di minta untuk masuk sebentar ke dalam rumah."
Aldo mengangguk dan kembali ke dalam mobilnya. Sedangkan pak satpam kini membukakan pintu gerbangnya untuk Aldo masuk.
"Silahkan,"
Aldo mengangguk dan mulai memasukkan mobilnya. Parkir di depan pintu utama.
"Gw harus masuk nih?." Setelah merapikan kerah dan lengan bajunya, Aldo mulai mendekat ke arah pintu dan menekan bel rumah tersebut.
Tak lama, terdengar suara seorang wanita dengan langkahnya yang tergesa gesa. Membukakan pintu untuk Aldo.
---
Jinan dan Cindy duduk di seberang Aldo sembari netranya yang mengunci ke arah Aldo. Aldo sendiri masih mengedarkan pandangannya ke seisi rumah. "Wah keren ya rumahnya, kayak jaman dulu gitu." Ucapnya lalu mengalihkan tatapannya ke dua orang di depannya.
"Eum, kenapa ya?." Aldo merasa tak nyaman mendapat tatapan seperti itu dari keduanya.
"Oke, kebetulan lo ada di sini. Kita mau tanya banyak hal!"
---
"Jadi gimana, mau kan anterin aku pulang."
"Yaudah deh Del."
"Aldo!"
Jinan menutup rapat mulutnya. Setelah mendengar cerita dari Aldo, mereka semakin yakin jika Adel dan maminya mengalami suatu insident yang mengakibatkan beberapa dari ingatannya menghilang.
Hal itu membuat Jinan berteriak bahagia di dalam hatinya. Dengan senang hati Jinan dan Cindy bersedia menghantarkan Aldo-Adel-pulang.
Click!
Ketiganya kini sudah berada di dalam mobil Jinan dan memasang seatbelt-nya. Jinan menghidupkan mesin mobil dan tak lama kemudian mulai hilang dari pekarangan rumahnya.
Di dalam perjalanan tak ada percakapan apapun dari ketiganya. Namun secara bergantian, Jinan dan juga Cindy melirik Aldo yang duduk di jok belakang.
Tak terasa kini mereka sudah sampai di depan rumah Aldo.
"Ayolah, kalian masuk dulu. Ketemu sama mami aku." Jinan dan Cindy saling mengangguk. Memutuskan untuk melihat keadaan dua orang yang sedang semu amnesia. Pikir mereka.
Jujur, Jinan sedikit kagum dengan interior rumah ini. Tak beda jauh dengan rumah Adel sebelumnya.
Oh iya, jika Jinan dan Cindy mengobrol berdua, maka ia akan memanggil Aldo dengan sebutan Adel.
Lain halnya, jika ia mengobrol dengan orangnya langsung, maka mereka memanggil dengan sebutan Aldo.
Aldo ijin sebentar untuk naik ke lantai dua guna memanggil maminya. Yang bisa Jinan pastikan bahwa sosok itu tak akan mengenal dirinya.
Tak lama, terlihatlah dua orang yang menuruni anak tangga. Ya, itu adalah Aldo dan juga Feni.
Aldo membawa Feni ke sofa ruang tengah, duduk menemani Jinan dan juga Cindy.
"Mami tunggu di sini dulu ya, Aldo mau buatin minum untuk mereka." Aldo mengecup singkat pipi Feni kemudian pergi dari sana. Kecupan yang berhasil membuat Feni ingin pingsan.
Tak ingin larut dalam kegesrekkannya, ia mulai menyapa dua orang di depannya.
"Kalian siapanya Aldo ya?." Feni membuka pembicaraan dengan pertanyaan klasiknya. Jika bisa, ia ingin sekali mencabik dua onggok manusia di depannya ini.
"Ah, kami temennya Aldo bu." Ucap Jinan secara sopan dan mengulurkan tangannya.
"Saya Jinan dan ini istri saya cindy." Di dalam hati Feni sangat terkejut. Bisa bisanya orang seperti ini hidup bebas hingga sampai ke tahap menikah. Sedangkan anaknya baru saja akan melakukan hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
T A K D I R [DELSHEL] END
RomanceDengan siapa kita sekarang merangkai komitmen, bukan berarti komitmen itu akan selalu berdiri teguh. Jangankan berpacaran, orang yang sudah menikah pun bisa berpisah karena masalah yang tidak bisa di selesaikan. Jalani lah hubungan yang saat ini k...