Terlihat lukisan yang terpajang di dinding ruangan tersebut. Lukisan bergaya vintage menambah kesan klasik, terlebih beberapa barang antik tersusun rapi di bawahnya. Di tengah ruangan, terdapat meja yang besar. Dengan kursi yang mengelilingi meja tersebut. Terlihat delapan orang sedang mendudukkan diri di sana.
"Oke!, kita bagi tugas ya." Ucap Adel kepada yang lainnya. Mereka pun mulai meletakkan ponselnya kemudian berfokus untuk membahas rencana manggangnya.
"Siapa yang mau beresin taman belakang hotel?." Tanya Zee. Gito, Chika dan Christy pun mengangkat tangan. "Oke kalian bertiga." Putus Zee. Dikarenakan tamannya sedikit luas makanya perlu ada seorang lelaki.
"Untuk yang nyiapin alat-alatnya?." Adel menatap satu persatu temannya. "Gw, Marsha sama Ashel bisa kok." Ashel dan Marsha pun setuju dengan Kathrina. "Okedeh, nanti kalian bersihin di dalem dulu. Nanti kalau tamannya udah beres baru di bawa kesana." Mereka bertiga pun mengangguk.
"Okedeh, berarti untuk belanja gw sama Zee." Mereka semua mengangguk.
Zee dan Adel mulai membagikan minuman yang mereka buat. Sedikit membasahi tenggorokan sebelum menjalankan tugasnya masing-masing. Semuanya tampak menikmati sembari mengobrol santai.
"Udah semua kan?, yuk langsung aja." Ucap Adel lalu berdiri membawa gelasnya.
"Let's go!."
•••
Chika, Christy dan Gito sudah sampai di taman belakang. Mata mereka menelusuri setiap sudut taman. "Okelah, nggak terlalu kotor juga ini." Chika dan Christy pun setuju dengan Gito.
"Kita mau kerjain bareng-bareng atau bagi tugas?." Terlihat Christy yang mengetuk ngetuk dagunya dengan jari telunjuk. Chika pun gemas melihat ekspresi Christy. "Ih kamu ya, gemes banget. Pengen aku makan rasanya." Chika pun tertawa diikuti oleh Christy.
"Ehem" Chika dan Christy pun terkejut dan menoleh ke arah Gito. Mereka berdua menampilkan cengiran kudanya. "Jangan jadiin gw nyamuk bisa?." Terdengar nada yang penuh tekanan keluar dari mulutnya.
"Hehe, maaf kak Gits." Setelah itu, Chika pun meraih sapu yang di sodorkan oleh Gito sedangkan Christy meraih pengki sampah. Gito dan Chika mulai menyapu taman tersebut. Karena kondisi taman yang tidak terlalu teruk, tak lama kemudian mereka pun selesai.
Chika memanggil Christy untuk mendekat ke arah mereka. "Dek siniin serokan sampahnya." Christy pun langsung memberikannya pada Chika. Kemudian Christy sedikit berlari menuju teras dekat sana. Mengambil kantong plastik untuk meletakkan sampah.
"Hah, akhirnya selesai juga." Ucap Chika sembari mendudukkan dirinya. Gito dan Christy pun mendudukkan diri mereka. Lima menit berlalu, Gito beranjak dari duduknya.
"Kak Git, mau kemana?." Gito pun sedikit menoleh ke arah Chika. "Mau bawa itu ke tong sampah di depan." Tunjuk Gito ke arah kantong sampah. Seketika Chika pun ikut berdiri. "Yaudah sini biar aku bantuin."
Gito menggeleng, "Nggak usah Chika, kamu pasti capek." Chika pun terdiam, karena jujur badannya sedikit merasa kelelahan. "Huft, yaudah deh."
Sekarang Christy yang berdiri dari duduknya, "Kakak duduk aja, biar aku sama kak Gito yang buang sampahnya." Dengan cepat Gito membantahnya. "Gausah Christy, bisa kok ini." Christy menggeleng.
"Dari tadi aku cuma megang serok doang. Ga enak aku-nya." Ucap Christy yang langsung meraih satu plastik hitam berisi sampah. Gito pun hanya pasrah dan mengikuti langkah Christy.
Terlihat tiga orang yang sedang mengeluarkan peralatan panggangnya dari dalam box dapur. Memastikan keadaannya baik-baik saja. "Masih bagus sih ini, tinggal di bersihin aja." Ucap Ashel sambil mengeluarkan alat pemanggangan dari dalam box-nya. "Yaudah Shel siniin, aku sama Marsha yang bersihin." Ashel pun memberikannya pada Kathrina.
Ashel kembali mengeluarkan semua alat panggangnya. Setelah itu membawanya pergi ke tempat Kathrina dan Marsha berada. "Eh Shel, sekalian bawa piringnya kesini ya. Kita bersihin juga." Ashel pun mengangguk kemudian meletakkan alat yang ia bawa.
Ashel berlalu pergi untuk mengambil piring yang Kathrina maksud.
Namun Ashel melihat ke arah dua orang yang sedang berkutat dengan kertas dan juga pulpennya. "Kalian belum berangkat juga?." Mereka pun mengalihkan perhatiannya ke Ashel. Mereka menggeleng.
"Kita bingung mau beli apa aja, bantuin dong Shel." Pinta Azizi. Ashel pun berjalan mendekat lalu berdiri di sebelah Adel. Sedikit mencondongkan badannya ke arah kertas tersebut.
"Astaga!, kosong?." Adel dan Zee hanya bisa cengengesan saja. Jujur mereka berdua tidak tahu harus membeli apa saja. Takut apa yang mereka beli tak akan berguna nantinya.
"Makanya, bantuin ya. Biar nggak keburu malem juga ini." Ashel pun hanya mengangguk lemas. "Oke, dari kalian siapa yang mau bawain piring itu ke belakang?. Kasi ke Kathrina sama Marsha." "Yaudah gw aja." Sambar Zee. Adel memutar bola matanya malas. "Denger nama Marsha aja semangat lo." Azizi terkekeh lalu berlari membawa tumpukan piring tersebut.
"Mulai akrab ya."
TBC
SEKALI LAGI, MAU TRIPLE UP GAK?.
KAMU SEDANG MEMBACA
T A K D I R [DELSHEL] END
RomanceDengan siapa kita sekarang merangkai komitmen, bukan berarti komitmen itu akan selalu berdiri teguh. Jangankan berpacaran, orang yang sudah menikah pun bisa berpisah karena masalah yang tidak bisa di selesaikan. Jalani lah hubungan yang saat ini k...