Prolog

10.8K 344 4
                                    

"Pernikahan ini harus tetap dilangsungkan!" Ucapan penuh perintah juga amarah itu membuat keadaan kian hening. Tidak cukup sampai di situ, kini semua pasang mata menatap ke arah pria. Yang sejak beberapa jam yang lalu hanya diam dan menutup rapat mulutnya. Menunduk tanpa berani menatap ke arah mana pun.

"Papa yang akan menyiapkan segalanya. Dan papa harap kamu setuju dengan keputusan papa, Arfan."

Arfan, pria yang sejak tadi hanya diam menunduk, kini mengangkat wajahnya. Menatap papanya yang sejak tadi tampak marah dan murka.

"Pa, jangan gegabah. Kita tidak bisa membuat keputusan disaat kondisi kita yang seperti ini."

"Gegabah?"

"Pa, Arfan pasti masih butuh berpikir. Dia masih butuh waktu untuk-"

"Waktu untuk apa lagi?"

Perdebatan pasangan yang tidak muda itu kini menjadi perhatian semua orang di ruangan itu. Hingga Arfan-yang sejak tadi hanya diam dan menutup mulut kini menatap kedua orang tuanya yang berdebat sengit.

"Dia harus tetap menikah, entah itu dengan wanita pilihannya, atau dengan pilihan kita."

"Tapi, Pa-"

"Ini adalah keputusan final. Tidak ada lagi tapi-tapian atau bahkan penolakan. Kamu dengar Arfan?!"

Arfan diam. Hanya menatap lurus papanya yang kini juga tengah menatapnya tajam.

****

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sang Pemilik Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang