48 : Learn to Let Go (END)

130 6 0
                                    

Learn to let go © girlRin

Sequel of Let Go

[09 — Stepping forward]

★★★

Keesokan harinya, Jessica diberi kabar jika keadaan suaminya sudah melewati masa kritis dan bisa dipindahkan ke ruang rawat inap. Baik Jessica dan Kevin pun bersyukur akan hal itu.

Artinya, Jason akan segera sadar, kan?

Jessica pun pamit sejenak kepada Kevin karena ia harus mengurus administrasi Rumah Sakit. Kevin mengangguk dan memilih bermain dengan ponselnya.

Sejenak pemuda itu berfikir apakah harus ia mengirim pesan untuk Izzy dan mengatakan jika ia tak masuk hari ini? Tapi Jessica bilang tadi ia sudah menghubungi pihak Sekolah bahwa ia takkan masuk Sekolah dulu untuk beberapa hari ke depan.

From : Isabella
Kau di rumah sakit?

Kevin mengerjapkan kedua matanya sebentar. Izzy baru saja mengirimkan pesan padanya.

From : Kevin
Ya.

Kevin hanya membalas dengan satu kata. Ia yakin jika Izzy saat ini tengah menggerutu kecil.

From : Isabella
Bagaimana keadaanmu?

Kevin tersenyum kecil dan kembali membalas.

From : Kevin
Baik-baik saja. Kau tidak belajar?

From : Isabella
Para guru sedang rapat. Aku tidak tahu apa, tapi Daniel bilang bahwa kelas akan kosong sampai sore. Aku jenguk, ya?

Kevin mengulas senyum tipis. Entah mengapa ia merasa gadis ini mampu membuatnya sedikit lebih baik.

From : Kevin
Ya.

Izzy tak membalas. Padahal Kevin melihat pemberitahuan pesan mereka bahwa gadis itu sudah membaca pesannya.

Mungkin dia sedang dalam perjalanan kemari. Batin Kevin.

Pemuda itu pun meletakkan ponselnya di atas meja dan memilih merebahkan tubuhnya. Ia merasa sedikit lebih baik daripada malam tadi. Setelah ia bermimpi tentang kedua orang tuanya, ia mendapat kabar jika Pamannya telah melewati masa kritis dan ada kemungkinan akan segera sadar.

Bohong jika Kevin tak merasakan apa-apa. Ia justru merasakan senang luar biasa dan juga perasaan lega yang memenuhi dadanya. Ia seperti merasakan perasaan yang 7 bulan lalu ia tak lagi rasakan.

Apakah ia sudah mampu melupakan?

Kevin pun kembali mengambil ponselnya dan melihat ada beberapa pesan dari teman-teman sekolahnya. Ia membaca satu-persatu pesan tersebut dan membalas dengan kata terimakasih yang singkat. Namun, saat ia melihat pesan dari seseorang yang ia sedikit sulit percaya bahwa orang tersebut mengirimkan pesan padanya.

From : Rachel
Hei, aku minta maaf atas kelakuanku kemarin. Aku tahu aku sudah keterlaluan. Kau baik-baik saja, kan? Jangan sakit lagi. Kami merindukanmu di kelas ini. Isabella benar. Aku sudah keterlaluan dan aku sungguh-sungguh minta maaf untuk itu. Kuharap kita bisa kembali berteman seperti dulu.

Kevin pun tersenyum dan mengetikkan balasan.

From : Kevin
Ya. Kau kumaafkan. Ayo kembali berteman.

Kevin pun menutup aplikasi chatting tersebut dan menatap ke arah langit-langit ruangan tersebut.

Sejenak ada bayangan Ayah dan Ibunya yang tengah tersenyum kepadanya.

Dalam hati Kevin sedikit sedih karena tak bisa melihat Ibunya lagi, tapi ia juga senang. Setidaknya kini Ibunya sudah bersama Ayahnya dan kini mereka bisa melihatnya dari atas sana, kan?

[END] SHORT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang