Part 02 : New Rumor
Keesokan harinya, Aurora tetap dimusuhi hampir seluruh murid perempuan yang memang merupakan penggemar Sean-si Ketua OSIS. Bahkan selama jam kelas, ia terus-menerus merasakan bahwa seluruh mata mengarah kepadanya dengan tatapan tidak menyenangkan. Bahkan di jam istirahat, ia yang biasanya pergi ke Kantin untuk membeli makan siang pun harus mengurungkan niatnya.
Gadis itu beberapa kali mencoba menelpon sahabatnya-Joshua yang entah bagaimana tidak bisa dihubungi.
"Menyebalkan! Dimana sih dia?" gerutu gadis itu.
Aurora pun berjalan menuju kelas Joshua dengan harapan dapat melihat pemuda pemalas itu, tapi apalah daya.
"Oh, Joshua? Dia membolos. Bahkan saat guru mengabsen tadi dia tidak ada."
Lihat! Bahkan pemuda itu membolos seperti biasanya. Padahal kemarin baru saja membolos.
"Makanya kalau kelas itu perhatikan teman sekelasmu! Kalau dia keseringan membolos itu buruk untuknya!" balas Aurora dengan nada ketus.
Murid itu menautkan kedua alisnya heran, "apa urusannya denganku? Dia bolos apa tidak ya urusannya, makanya sudah tau pacarmu maniak bolos ya kau jangan malah selingkuh dengan si Ketua OSIS! Aku yakin, sekarang Joshua merasa sangat sakit hati. Ha, memang semua perempuan itu sama saja."
Aurora berdecih kecil dan memilih meninggalkan kelas Joshua. Ia melangkahkan kakinya menuju Perpustakaan, ia yakin kalau membolos keluar Sekolah pasti pemuda itu mengabarinya, tapi karena Joshua tak mengabarinya jadi bisa dipastikan pemuda itu bolos masih di sekitar Sekolah. Hanya ada dua tempat yang muncul di kepala Aurora. Perpustakaan dan UKS. Jika di Perpustakaan tak ada, maka Aurora akan mencari pemuda itu ke UKS.
×××
"Oh, Aurora. Tumben kemari."
Gadis itu menoleh dan mengangguk pelan saat si Penjaga Perpustakaan menyapanya. Ia tak membalas pertanyaan wanita paruh baya tersebut, malah ia melemparkan pertanyaan.
"Joshua kemari?"
Wanita itu tersenyum tipis, "sejak pagi tadi dan aku yakin dia belum keluar. Sepertinya tugasnya banyak sekali," balasnya.
Aurora mengangguk paham. Ia tak yakin Joshua mengerjakan tugas karena memang alasan itu hanya bohong belaka setiap kali Joshua bolos kemari. Bahkan dulu saat Aurora ingin mengajak Joshua makan ke Kantin, ia mendatangi Joshua yang kata Penjaga Perpustakaan sedang mengerjakan tugas malah tidur di kursi paling pojok dimana deretan buku-buku yang sangat jarang didekati oleh para murid. Buku-buku Ensiklopedia.
Aurora berjalan menuju deretan buku-buku Ensiklopedia dan benar saja. Ia menemukan Joshua sedang tidur dengan buku yang menutupi sebagian wajahnya. Kalau dari jauh tidak akan terlihat bahwa ia tidur.
Gadis itu berjalan mendekat dan menarik buku tersebut dengan pelan. Entah kenapa niatnya untuk membangunkan Joshua malah lenyap. Gadis itu tersenyum geli saat melihat Joshua sedikit menggeliat pelan dalam tidurnya tapi tak kunjung bangun.
Aurora duduk perlahan di dekat Joshua dan mengusap pelan rambut hitam Joshua. Kalau sedang tidur kadang Joshua terlihat begitu tenang, beda saat ia bangun yang menurut Aurora sangat menyebalkan. Ya, walau hampir 20 jam dalam sehari Joshua habiskan untuk tidur.
"Aku tau aku tampan, jadi berhentilah terpesona."
Aurora menatap Joshua yang masih menutup matanya. Gadis itu menghentikan usapan tangannya dan kemudian memukul pelan kening Joshua.
"Aduh! Sakit!"
Joshua langsung bangun sambil memegangi keningnya.
"Bolos terus! Kalau tidak lulus bagaimana? Apa kata orang tuamu nanti?" omel gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] SHORT STORIES
Historia Corta[ B E L U M R E V I S I ] Kumpulan cerita pendek karya saya. Jika ada beberapa pembaca yang menyukai salah satu cerpen dan minta dibuatkan sequel, maka akan saya pertimbangkan. Semoga suka, ya. [ baku • short story • original • flash fiction • cerpe...